Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Remaja Putus Cinta, Waspadalah

9 Oktober 2019   01:48 Diperbarui: 9 Oktober 2019   09:48 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Namun, bila tidak terkendali, remaja lelaki juga bisa lari ke minum-minuman keras dan paling parah bisa lari ke narkoba. 

Sebaliknya, remaja perempuan lebih cenderung untuk tinggal/diam di rumah bila mengalami sakit hati. Pelampiasan sakit hatinya cenderung diredam, yang bisa saja menjurus pada penyiksaan diri sendiri, menangis, mengunci kamar, tidak mau makan, dan sulit diajak komunikasi yang sehat.

Sehingga untuk penyembuhan sakit hati biasanya remaja perempuan relatif butuh waktu lama daripada remaja pria. Bila tidak terkendalikan bisa saja bunuh diri.

Faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam penyembuhan sakit hati yang disebabkan patah hati pada anak adalah dukungan keluarga, dalam hal ini orangtua dan saudara-saudara. 

Orangtua dan saudara-saudara harus cepat dan tanggap untuk segera mendampingi anaknya yang sedang sakit hati karena diputus cinta. Jangan membiarkan anak dalam kondisi sendirian dalam waktu yang lama. Karena bila terlalu lama, dampaknya bisa lebih parah. 

Langkah-langkah dalam pendampingan: 

1) Jangan segera menanyakan penyebab putus cintanya, biarkan anak bercerita sendiri; 
2) Dengarkan keluhan/cerita anak, jangan menyela; tunjukkan empati dan simpati. Bila perlu anak dipeluk agar ada rasa nyaman dalam menumpahkan kekesalannya (kalau anak menangis, biar menangis di dalam pelukan); 
3) Beri dukungan bila ada nada-nada ungkapan yang membutuhkan dukungan; 
4) Jangan selalu diikuti ke mana saja anak pergi (ke kamar atau ke tempat teman, dsb), karena kadang-kadang anak ingin sendirian. Namun, jangan sampai lepas dari pengawasan; 
5) Dekati teman-teman sebayanya dan minta untuk ikut mengawasi; 
6) Bila anak dipandang sudah cukup mampu diajak komunikasi dengan baik, berilah nasihat-nasihat atau informasi berkaitan dengan masalah cinta dan pacaran. 

Namun, sebaiknya tidak ditanyakan sebab-sebab putus cintanya, karena akan membuka luka lama, jika dia belum mau banyak bercerita.

Langkah-langkah di atas, tentunya sangat tergantung pada sifat/pribadi anak. Karena itu, seyogianya orangtua atau saudara-saudara dekatnya lebih memahami sifat/kepribadian anak sehingga model pendekatannya lebih cocok dengan karakter anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun