Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

WPC 3: Berwisata Banjir Sambil Menikmati Cahaya yang Terekam dalam Garis

5 Mei 2012   07:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13361974121849855956
13361974121849855956
Barisan Pepohonan Yang Membentuk Garis Diagonal (Dok.Pribadi)

Atau nikmati juga Panorama alami secara vertikal dan horizontal di sisi kanan sampan yang kutumpangi di bawah ini. Di sana, tampak pepohonan alami yang bertumbuh subur dan teratur seperti ditanam oleh tangan-tangan manusia.

[caption id="attachment_175598" align="aligncenter" width="545" caption="Barisan Pohon Bahan Kayu Lapis (Dok.Pribadi)"]

13362198761762615981
13362198761762615981
[/caption]

Mendekati perkampungan, kita akan berbelok cukup tajam. Sejak belokan tajam tersebut, pemandangan alami sebelumnya akan berganti dengan panorama persawahan rawa-rawa milik penduduk yang umumnya dikerjakan di tepian Sungai.  Biasanya persawahan rawa ini amat subur, ketika banjir Sungai Embaloh akan membawa humus dari hulu sungai dan mengendap di wilah ini. Inilah salah satu berkat adanya banjir bagi orang Dayak Tamambaloh yang mendiami wilayah hilir sungai. Bajir yang membawa endapan lumpur/humus inilah yang membuat tanah persawahan dan perladangan mereka menjadi lebih subur.

13361985811845477972
13361985811845477972
Panorama Persawahan Rawa yang Membentuk Garis Horizontal Milik Orang Dayak Tamambaloh (Dok.Pribadi)

Memasuki perkampungan Ulak Pauk, Sampan tidak perlu ditambatkan di lanting (dermaga mini multifungsi yang dari batang-batang pohon yang dirakitkan), melainkan bisa langsung memasuki lorong-lorong perkampungan. Luapan banjir Sungai Embaloh biasanya akan merendam kampung-kampung. Ini juga Menjadi salah satu berkahnya bagi mereka. Karena tidak perlu memikul bawaan yang berat dari atas lanting di tepi sungai ke rumah mereka masing-masing.

13361994402054331667
13361994402054331667
Sampan Bisa Langsung Diparkir di Kaki Tangga Rumah Penduduk (Dok.Pribadi)

Suasana yang akan kita jumpai dari orang-orang kampung adalah suka cita. Anak-anak maupun orang dewasa tetap melakukan aktivitas mereka masing-masing dengan menggunakan sampan yang dikayuh. Saat banjir, yang tampak lebih ceria adalah anak-anak. Mereka bisa mencoba mengemudikan sampan ukuran kecil milik orang tua mereka.

13362001161980250348
13362001161980250348
Anak-anak Tampak Ceria Berlomba Sampan Orang Tuanya (Dok.Pribadi) [caption id="attachment_175604" align="aligncenter" width="545" caption="Anak-anak Wanita pun Tidak Ketinggalan (Dok.Pribadi)"]
133622508674705442
133622508674705442
[/caption] Sementara itu, banjir yang biasanya mencapai anak tangga yang terakhir atau sedikit merembes ke dalam rumah digunakan oleh orang-orang tua untuk membersihkan lantai-lantai papan rumah mereka. Otomatis semua fasilitas publik pun ikut terendam banjir dan lantainya disikat dan dibersihkan dengan lebih optimal pada saat banjir.
13362014001159656373
13362014001159656373
Barisan Rumah Penduduk Yang Terendam Banjir Membentuk Garis Diagonal
13362017381929525141
13362017381929525141
Bangunan Gereja yang Membentuk Garis Vertikal pun Ikut Terendam Banjir (Dok.Pribadi)
13362021722088236635
13362021722088236635
Bagian dalam Gereja pun Tidak Luput dari Banjir Meskipun 5 Meter dari Permukaan Tanah (Dok.Pribadi)

Lalu bagaimana dengan binatang-binatang peliharaan penduduk yang biasanya berkeliaran di jalanan kampung ketika tidak banjir. Masing-masing sibuk menyelamatkan diri, mencari tempat yang aman untuk sementara sampai airnya surut.

1336202640197436271
1336202640197436271
Anjing pun Sibuk Menyelamatkan Diri di Atas Jembatan Penyeberangan Yang Hanyut (Dok.Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun