Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

WPC 3: Berwisata Banjir Sambil Menikmati Cahaya yang Terekam dalam Garis

5 Mei 2012   07:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusuri Sungai Embaloh di Kala Banjir (Dok.Pribadi)

Judul di atas mungkin bagi sebagian sahabat yang kebetulan mampir di lapak ini merasa aneh: "bencana kog, dijadikan wisata." Namun bagi sebagian besar orang Dayak yang umumnya mendiami bantaran Sungai, sejauh yang saya kenal selama ini, menganggap banjir bukan bencana, melainkan dinamika alam yang mesti diterima sebagai berkat.

Mungkin apa yang saya katakan di atas tidak begitu saja meyakinkan pembaca, apalagi pembaca dari Jakarta yang selama ini mengalami banjir sebagai bencana tahunan Ibu Kota. Karena itu, nikmati saja cuplikan-cuplikan gambar perjalanan saya menyusuri Sungai Embaloh yang sedang banjir menuju sebuah kampung terisolir (jalan darat) di bagian hilir Sungai Embaloh, Kecamatan Embaloh Hulu, Kalbar beberapa waktu lalu.

Sebagai berkat karena jika banjir, maka debit air sungai bertambah dan transportasi sungai menjadi mudah. Speedboat atau sampan yang dimotori oleh mesin 15-40 Pk dapat meluncur di sungai dengan nyaman. Meskipun harus waspada, karena Sungai yang meluap biasanya juga membawa potongan-potongan kayu dari hulu sungai. Dari sebab itu, kita akan menjumpai seorang "juru batu" yang duduk di haluan sampan untuk mengawasi kalau-kalau ada kayu yang hanyut di depannya. Dia akan memberi kode/isyarat tertentu dengan tangannya kepada motoris (sebutan untuk nahkodanya) agar mengangkat mesin tempel sampai kayu atau tumpukan sampah terlewati. Tujuannya agar  kipas atau baling-baling penggerak sampan tidak ngadat.

13361947222044906200
13361947222044906200
Juru Batu Sampan Bermesin Tempel (Dok.Pribadi)

Seorang motoris bertugas mengendalikan mesin dan arah sampan sesuai dengan petunjuk "juru batu" alias navigator di atas. Bahasa isyarat dari Sang Navigator mesti dipatuhi oleh Sang Motoris jika ingin sampan tidak karam. Apabila sampan karam, maka agak sulit menyelamatkan diri karena arus Sungai Embaloh sangat deras. Karena itu, terkadang seorang motoris yang baik, berdiri sewaktu-waktu, jika bahasa isyarat dari Sang Navigator kurang dipahami.

[caption id="attachment_175573" align="aligncenter" width="554" caption="Motoris Sampan Bermesin Tempel di Buritan (Dok.Pribadi)"]

13362122391580109551
13362122391580109551
[/caption]

Banjir yang melancarkan transportasi ini, dapat membuat kita menempuh perjalanan menyusuri Sungai Embaloh yang masih tampak asri dengan hutan-hutan alamnya yang sedap dipandang dan menentramkan jiwa.

1336196938985419876
1336196938985419876
Pohon Yang Bunga dan Buahnya Menjadi Pakan Favorit Ikan Sungai Embaloh (Dok.Pribadi)

Di sepanjang Sungai Embaloh akan kita jumpai barisan pohon-pohon yang tumbuh secara alami namun sepertinya teratur oleh campur tangan manusia. Hal ini semakin menambah daya pikat bagi kita yang memang suka akan wisata alam nan permai dan alami.

13361974121849855956
13361974121849855956
Barisan Pepohonan Yang Membentuk Garis Diagonal (Dok.Pribadi)

Atau nikmati juga Panorama alami secara vertikal dan horizontal di sisi kanan sampan yang kutumpangi di bawah ini. Di sana, tampak pepohonan alami yang bertumbuh subur dan teratur seperti ditanam oleh tangan-tangan manusia.

[caption id="attachment_175598" align="aligncenter" width="545" caption="Barisan Pohon Bahan Kayu Lapis (Dok.Pribadi)"]

13362198761762615981
13362198761762615981
[/caption]

Mendekati perkampungan, kita akan berbelok cukup tajam. Sejak belokan tajam tersebut, pemandangan alami sebelumnya akan berganti dengan panorama persawahan rawa-rawa milik penduduk yang umumnya dikerjakan di tepian Sungai.  Biasanya persawahan rawa ini amat subur, ketika banjir Sungai Embaloh akan membawa humus dari hulu sungai dan mengendap di wilah ini. Inilah salah satu berkat adanya banjir bagi orang Dayak Tamambaloh yang mendiami wilayah hilir sungai. Bajir yang membawa endapan lumpur/humus inilah yang membuat tanah persawahan dan perladangan mereka menjadi lebih subur.

13361985811845477972
13361985811845477972
Panorama Persawahan Rawa yang Membentuk Garis Horizontal Milik Orang Dayak Tamambaloh (Dok.Pribadi)

Memasuki perkampungan Ulak Pauk, Sampan tidak perlu ditambatkan di lanting (dermaga mini multifungsi yang dari batang-batang pohon yang dirakitkan), melainkan bisa langsung memasuki lorong-lorong perkampungan. Luapan banjir Sungai Embaloh biasanya akan merendam kampung-kampung. Ini juga Menjadi salah satu berkahnya bagi mereka. Karena tidak perlu memikul bawaan yang berat dari atas lanting di tepi sungai ke rumah mereka masing-masing.

13361994402054331667
13361994402054331667
Sampan Bisa Langsung Diparkir di Kaki Tangga Rumah Penduduk (Dok.Pribadi)

Suasana yang akan kita jumpai dari orang-orang kampung adalah suka cita. Anak-anak maupun orang dewasa tetap melakukan aktivitas mereka masing-masing dengan menggunakan sampan yang dikayuh. Saat banjir, yang tampak lebih ceria adalah anak-anak. Mereka bisa mencoba mengemudikan sampan ukuran kecil milik orang tua mereka.

13362001161980250348
13362001161980250348
Anak-anak Tampak Ceria Berlomba Sampan Orang Tuanya (Dok.Pribadi) [caption id="attachment_175604" align="aligncenter" width="545" caption="Anak-anak Wanita pun Tidak Ketinggalan (Dok.Pribadi)"]
133622508674705442
133622508674705442
[/caption] Sementara itu, banjir yang biasanya mencapai anak tangga yang terakhir atau sedikit merembes ke dalam rumah digunakan oleh orang-orang tua untuk membersihkan lantai-lantai papan rumah mereka. Otomatis semua fasilitas publik pun ikut terendam banjir dan lantainya disikat dan dibersihkan dengan lebih optimal pada saat banjir.
13362014001159656373
13362014001159656373
Barisan Rumah Penduduk Yang Terendam Banjir Membentuk Garis Diagonal
13362017381929525141
13362017381929525141
Bangunan Gereja yang Membentuk Garis Vertikal pun Ikut Terendam Banjir (Dok.Pribadi)
13362021722088236635
13362021722088236635
Bagian dalam Gereja pun Tidak Luput dari Banjir Meskipun 5 Meter dari Permukaan Tanah (Dok.Pribadi)

Lalu bagaimana dengan binatang-binatang peliharaan penduduk yang biasanya berkeliaran di jalanan kampung ketika tidak banjir. Masing-masing sibuk menyelamatkan diri, mencari tempat yang aman untuk sementara sampai airnya surut.

1336202640197436271
1336202640197436271
Anjing pun Sibuk Menyelamatkan Diri di Atas Jembatan Penyeberangan Yang Hanyut (Dok.Pribadi)

Demikianlah wisata banjir yang saya alami ketika menyusuri Sungai Embaloh. Sebagian besar penduduk yang diam di bantaran Sungai Embaloh adalah Dayak Tamambaloh. Jika ada yang berminat menjelajahi wilayah ini, ya monggo, penduduknya sangat ramah dan tulus menerima siapa pun asal mempunyai maksud baik.

Weekly Photo Challenge: Garis

Berikut ini adalah artikel-artikel foto yang lain:

  1. Kampret: Belajar Menggambar Garis
  2. Sisi Lain Jakarta dalam Sebuah Garis
  3. WPC 3 ; Si Ular Besi Nasib-mu Kini
  4. WPC 3 : Kesederhanaan Pematang Sawah
  5. WPC 3: Harmoni Garis dalam Rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun