Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Seni Ikonografi Masyarakat Dayak Tamambaloh

20 Desember 2011   07:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:00 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lukisan ini merupakan gambaran kehidupan masyarakat Tamambaloh di zaman jadul. Kehidupan mereka pada masa lalu hanya bergantung pada alam. Hutan dan sungai merupakan "Mega Mall" bagi masyarakat. Ingin makan daging dan sayur, tinggal ambil di hutan. Ingin makan ikan, tinggal pasang bubu dan nyelam di sungai.

Aneka Kerajinan Tangan dan Kesenian yang Terancam Punah [caption id="attachment_150073" align="aligncenter" width="622" caption="Aneka Kerajinan Tangan dan Kesenian Tradisional yang Hampir Punah (Lokasi Gambar: Interior Gereja Santo Martinus-Dok.Pribadi)"][/caption]

Menurut kesaksian beberapa tokoh adat, semua  perlengkapan tradisional yang ada dalam Karawitan di atas teracam punah karena ketiadaan minat dari generasi muda untuk menekuni cara pembuatannya. Yang tersisa di rumah-rumah betang hanyalah barang-barang pusaka warisan zaman bahula. Tuung, Basi, Apang, Sumpitan, Katalangan, Kanduayang, Saparu, Tepa' Katu, dan hasil budaya tradiosional lainnya tinnggal nama dan ada dari antaranya tidak lagi dibuat oleh generasi muda. Apa penyebabnya? Apakah akibat kemajuan?

Baroae Raksasa Penggoda [caption id="attachment_150120" align="aligncenter" width="640" caption="Baroe Raksasa (Lokasi Gambar: Interior Gereja Santo Martinus-Dok.Pribadi)"][/caption]

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat adat Tamambaloh meyakini bahwa hidup ini penuh dengan godaan. Godaan duniawi ini dilambangkan dengan seorang gadis cantik, molek, menawan. Di balik kecantikannya terkandung niat si jahat untuk menggoda, menjanjikan kekayaan, kenikmatan, dan kekuasaan tanpa batas. Namun sesungguhnya semuanya itu hanyalah fatamorgana yang dapat membuat manusia menjadi makhluk yang haus akan kenikmatan, kekayaan dan kekuasaan tanpa batas, sehingga menjadi tamak/serakah terhadap makhluk lainnya termasuk kepada alam semesta dan sesama manusia.

Seeokor Baroe' raksasa (naga raksasa) yang berwajah garang dan siap memangsa menggambarkan bahwa setiap akibat dari godaan dan tawaran duniawi yang menjanjikan kesenangan dan kemewahan dapat merusak keharmonisan alam semesta. Jika keharmonisan hilang, maka penguasa alam semesta akan murka dan menurunkan bencana bagi manusia melalui tanda-tanda alam seperti banjir, kemarau panjang, dan wabah penyakit. Untuk bisa mengembalikan keharmonisan ini perlu melakukan adat ngapon (minta maaf) kepada Sampulo Padari atau Penguasa Alam Semesta.

Demikianlah sekilas pengenalan karya seni ikonografi masyarakat adat Tamambaloh. Semoga memperkaya pemahman pembaca akan salah satu kekayaan kebudayaan masyarakat Indonesia dan memotivasi generasi muda untuk melanjutkan karya-karya para leluhur di tengah arus perubahan zaman yang kian menderu.

Sumber Informasi: Wawancara dengan beberapa tokoh adat yang paham tentang Budaya Tamambaloh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun