Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Tamambaloh yang Eksotik

30 Juni 2011   18:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_117069" align="aligncenter" width="358" caption="Seorang Ibu Menyanyikan Syair Bara Nangis yang merupakan doa bagi mempelai"][/caption]

Tradisi Menyambut  Tamu di Gerbang Kampung atau Rumah Betang (Tradisi Sisialo)

Bagi orang Tamambaloh, tamu adalah orang terhormat. Selain diarak dengan sampan hias di Sungai Tamambaloh, para tamu biasanya juga diterima dengan upacara Sisialo. Artinya: para tamu dielu-elukan dengan nyanyian dan tarian serta disunguhi dengan aneka minuman tradisional yang terbuat dari beras ketan (beram) atau yang disadap dari pokok enau (tuak). Hal ini mau menunjukkan bahwa melalui upacara ini, tamu telah dianggap sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat adat Tamambaloh. Rangkaian acaranya bisa dinikmati melalui gambar-gambar di bawah ini.

[caption id="attachment_117074" align="aligncenter" width="358" caption="Tamu Disambut dengan Tarian"][/caption]

[caption id="attachment_117075" align="aligncenter" width="358" caption="para penyuguh minuman khas daerah telah menanti di gerbang kedua"][/caption]

[caption id="attachment_117076" align="aligncenter" width="358" caption="Tempat Minuman Utama (terbuat dari tanduk sapi) telah Diacungkan Kepada Tamu"][/caption] [caption id="attachment_117080" align="aligncenter" width="358" caption="Sugguhan yang sama menanti di gerbang kedua"]

1309453634787282151
1309453634787282151
[/caption] [caption id="attachment_117082" align="aligncenter" width="358" caption="Kaum Ibu juga telah Menanti di Gerbang Terakhir dengan Suguhan Beram"]
1309453811970968781
1309453811970968781
[/caption]

Tradisi Syukuran atas Panen Padi

Syukuran atas panenan padi biasanya dilakukan setahun sekali yakni pada bulan Juni, selapas mengetam padi. Upacara ini biasanya diselenggarakan di setiap kampung. Inti dari perayaan ini adalah bahwa masyarakat adat Tamambaloh meyakini bahwa mereka hanya menanam, sedangkan yang menumbuhkan dan membuat padi berbulir adalah Sampulo Padari (Yang Mahakuasa) berkat doa restu para leluhur. Melalui upacara ini, masyarakat adat Tamambaloh mempersembahkan kue-kue, nasi, dan minuman yang terbaik dalam sebuah wadah bulat kepada Sampulo Padari dan memohon berkat untuk panenan di musim berikutnya. Rangkain upacaranya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

[caption id="attachment_117094" align="aligncenter" width="358" caption="Tempat Benih Yang Diberi Sesajen"]

13094564091692870524
13094564091692870524
[/caption]

[caption id="attachment_117095" align="aligncenter" width="358" caption="Para Tetua Adat Menata Sesajen dalam Sebuah Kotak untuk Dipersembahkan kepada Sampulo Padari"]

1309456492572397723
1309456492572397723
[/caption]

[caption id="attachment_117096" align="aligncenter" width="358" caption="Kue Tradisional dari Beras Pulut Terbaik yang Siap Dipersembahkan"]

13094566461156523518
13094566461156523518
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun