Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Tamambaloh yang Eksotik

30 Juni 2011   18:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_117091" align="aligncenter" width="358" caption="Tepian Sungai Embaloh Nan Subur"]

1309455473337203410
1309455473337203410
[/caption]

Dari kisah ini menjadi jelas bahwa masyarakat adat Dayak Tamambaloh adalah masyarakat adat yang pertama kali menemukan dan menamai anak Sungai Kapuas tersebut dengan nama Sungai Embaloh. Mereka mulai berladang mulai dari hilir sungai sampai ke hulu Sungai. Bekas ladang dan rumah betang (rumah tradisional) di setiap tempat mereka sebut dengan istilah "Tembawang." Karena merekalah yang pertama kali memasuki dan memberi nama Sungai tersebut dengan nama Sungai Embaloh, maka masyarakat adat Tamambaloh merasa sebagai pemilik atas seluruh bantaran Sungai Embaloh, sehingga suku-suku yang kemudian datang seperti suku Iban dan Kantuk  juga tetap mempunyai hak pakai yang sama terhadap wilayah tersebut. Karena mereka umumnya datangnya kemudian, maka mereka tetap harus meminta izin kepada masyarakat Tamambaloh untuk berladang dan bermukim juga di sana. Hal ini kemudian dituangkan dalam aneka kesepakatan lisan di antara para kepala suku dari ketiga sub suku.

Satu hal yang menarik adalah bahwa pola bercocok tanam dengan sistem ladang padi yang berpindah-pindah juga membentuk kultur mereka sampai saat ini. Ada beberapa tradisi dan kebiasaan yang masih setia dijalani oleh masyarakat Tamambaloh misalnya:

Tradisi Sampan Hias:

Kendaraan utama masyarakat Tamambaloh adalah Sampan. Karena itu, dalam berbagai moment khusus, sampan dihias dengan janur kuning dan bendera-bendera yang mereka sebut sebagai "Tambe." Sampan ini akan dirias dengan baik untuk merayakan kemenangan perang, pernikahan, atau untuk menyambut tamu-tamu kehormatan masyarakat adat. Biasanya, sampan hias akan ditumpangi oleh orang-orang yang berkepentingan yang ditemani oleh kepala suku. Setelah semua peserta sudah berada di atas sampan hias, sampan akan dikayuh menelusuri anak sungai beberapa kaili diringi oleh tabuhan aneka jenis musik dan sepasang penari yang menari di bagian anjungan sampan untuk menghibur para tamu di dalam sampan.

[caption id="attachment_117054" align="aligncenter" width="358" caption="sampan hias siap ditumpangi para tamu kehormatan"][/caption] [caption id="attachment_117055" align="aligncenter" width="358" caption="sampan hias sudah dilengkapi sepasang penari yang siap Ber-manadaria (menari)"][/caption]

Perkawinan Adat

Perkawinan adat Tamambaloh biasanya dilaksanakan setelah pernikahan di Gereja. Hal ini mau menunjukkan bahwa janji setia sampai maut memisahkan yang dikrarkan di hadapan Tuhan juga direstui dan didukung oleh leluhur dan keluarga besar kedua mempelai.  Inti dari perkawinan adat Tamambaloh adalah kedua mempelai yang diapiti oleh sepasang suami-istri didoakan oleh sepasang suami-istri senior lainnya yang oleh keluarga besar dianggap telah menjadi panutan dalam kehidupan perkawinan. Prosesinya bisa dilihat di bawah ini

[caption id="attachment_117060" align="aligncenter" width="358" caption="pengantin diapit oleh sepasang suami-istri yang masih muda"][/caption]

[caption id="attachment_117063" align="aligncenter" width="358" caption="Pengolesan dengan Minyak Kelapa Murni"][/caption] [caption id="attachment_117065" align="aligncenter" width="358" caption="Kedua Mempelai Dijerati dengan Gelang Manik sebagai Tanda Ikatan Takterputuskan"][/caption]

[caption id="attachment_117066" align="aligncenter" width="358" caption="Kedua Mempelai Ditandai dengan Mandau (besi)"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun