Mohon tunggu...
Fajar Arianto
Fajar Arianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Karyawan

Menulis cerpen, bagi saya merupakan kesenangan dan dunia yang berbeda dengan aktivitas rutin saya. Selain itu, saya juga hobi bermusik dan menyenangi teknologi audio. Trima kasih sudah menyempatkan mampir ke lapak saya. Salam https://www.instagram.com/arianto.fa/?hl=id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Badak Vs Semut

6 Mei 2021   11:02 Diperbarui: 6 Mei 2021   11:02 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Barna! Keluar, mana hutang lo? Lekas bayar!” Teriak Imron, kali ini sambil mengacungkan golok.

Barna pun keluar dan langsung menyodorkan secarik kertas yang sudah tertulis rapi dan bermaterai kepada Imron.

“Bang Imron tolong tanda tangani surat perjanjian ini,” ucap Barna memaksa kepercayaan dirinya.

“Perjanjian apa lagi. Jangan banyak betingkah,” ujar Imron dengan raut muka bringas bak badak ngamuk.

“Aku bayar semua sisa hutang ke abang tapi tanpa bunga. Terus, Abang tanda tangani surat pelunasan hutang dan pernjanjian, Sekarang!” Ancam Barna memberanikan diri.

“Abang ingat waktu abang berusaha menjambret penumpangku didepan mini market ?” Sambung Barna tanpa memberikan kesempatan Imron bicara.

“Terus Abang kabur kabur kan?”

“Aku sudah merekam semua peristiwa itu, termasuk wajah dan nomor polisi motor Abang,” ucap Barna kini lebih percaya diri.

“Penumpang aku yang abang jambret bulan lalu. Sekarang lagi di rumahnya siap nyebarin video peristiwa penjambretan Abang ke sosmed. Kalau video itu sampai tersebar, Abang siap-siap aja berurusan sama polisi,” tambah Barna mengancam.

 “Kalau abang membunuh aku sekarang. Lihat tu, banyak tetangga sedang menyaksikan kita.”

“Biar badan Abang segede badak, aku enggak takut! Hidup abang bisa lebih melarat dari aku setelah menikmati 20 tahun di penjara!” Bentak Imron yang berbadan kecil ganti mengitimidasi rentenir pasar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun