Mohon tunggu...
Fajar Alam
Fajar Alam Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang mau berbagi dalam berbagai hal yang bermanfaat seperti info, hobi, ketrampilan, pengembangan diri, dll. \r\n\r\nAktif dalam kegiatan spiritual di sini: http://meditasihakim.blogdetik.com/

Selanjutnya

Tutup

Drama

Pelecehan Sexual Oleh Dukun Berkedok Ustadz

1 Mei 2014   06:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1398873457316301011

Sampai saat ini sudah sekitar 3 tahun Tina menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang muslimah. Tina melakukan tobat nasuha disertai dengan ketaatan ibadah yang konsisten. Kehidupan Tina sebelumnya banyak dijalani dengan kehidupan malam, bahkan lebih dari itu ia pun dapat dikatakan menjadi wanita malam.

[caption id="attachment_322080" align="alignright" width="300" caption="detik.com"][/caption]

Kini Tina dapat menjalani kehidupannya dengan lebih tenang. Kebutuhan hidup duniawinya bisa ia penuhi dengan menjalankan bisnis yang halal dengan membuka rumah makan yang cukup besar. Kehidupan agamanya banyak diisi dengan kegiatan sosial dengan menjadi salah satu aktifis di sebuah panti asuhan yatim piatu.

Setenang apapun kehidupan seseorang selalu saja akan dilalui dengan cobaan pada suatu waktu., Demikianlah yang terjadi pada diri Tina. Suatu hari ia merasakan nyeri di bagian pahanya, yang ternyata di bagian tsb ada sebuah bonjolan sebesar kacang hijau yang makin lama makin besar dan kini berikuran sebesar kelereng. Rasa nyerinya cukup mengganggu kehidupan Tina.

Masalah besar terjadi ketika dokter menganjurkannya untuk melakukan pemeriksaan lab, ternyata bonjolan tsb termasuk sejenis kanker ganas. Tina dianjurkan agar segera melakukan tindakan operasi agar kanker tsb tidak menyebar ke seluruh tubuh.Kanker ganas dan operasi adalah 2 hal yang sangat ditakuti Tina.

Tina memutuskan untuk mencoba pengobatan alternatif yang sering ditayangkan oleh sebuah stasiun TV swasta. Di situ ia sering melihat seorang ustadz muda ganteng yang katanya bisa mengusir hantu dan menyembuhkan berbagai penyakit dengan menggunakan ayat-ayat suci.Kabarnya ustadz yang terkenal dengan nama Ustadz Al Manuk Ngagaruk tsb juga melayani pengobatan gratis dengan metode doa bersama .

Singkat cerita Tina pun mendatangi utadz tsb dengan diantar oleh seorang teman kerjanya yang bernama Mira, dipanti asuhan yatim piatu.Sesampainya di sana ternyata pasien sang ustadz cukup banyak. Cukup lama juga Tina menunggu giliran. Dia cukup kaget juga ketika ia dikenakan biaya pendaftaran yang cukup mahal. Dan ia pun menjadi lebih kaget lagi ketika ia kembali harus membayar biaya yang lebih mahal lagi ketika pengobatan akan segera dimulai.

Sang ustadz memandang wajah Tina tanpa berkedip. Seketika itu juga Tina merasa terpesona bukan saja karena ketampanan ustadz muda tsb tapi juga ada hal lain yang tidak dimengerti yang membuat kesadarannya menjadi agak berkurang.

Sang ustadz tersenyum sambil berkata: “Anda terkena santet. Pengobatannya sangat berat. Saya mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan pasien seperti anda. Uang jutaan atau miliyaran tidak ada artinya dibandingkan dengan nyawa.”

“Oh ya …. Betul Pak Ustadz. Saya tidak mempersoalkan biayanya. Yang penting sembuh dan saya bisa kembali beribadah dengan tenang” Tina menanggapi kata-kata sang ustadz.

“Silakan masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Teman anda harus menunggu di luar agar proses pengobatan tidak terganggu.”

Tina segera memasuki ruang pengobatan berdua saja dengan sang ustadz. Ternyata ruang pengobatan tsb bercahaya remang-remang. Tina dihinggapi perasaan merinding. Rasanya ia mau kembali keluar.

Sang ustadz berkata: “Pengobatan ini harus dilakukan dengan jiwa yang tenang.Berbaringlah di ranjang itu dengan tenang dan pasrah. Saya akan mengoleskan minyak wangi ini ke hidung anda.Nikmati harusnya minyak ini agar anda menjadi lebih tenang.”

Tina menuruti perintah sang ustadz. Setelah berbaring di ranjang dan mencium harumnya minyak wangi tsb ia memang merasa lebih tenang, akan tetapi ia merasa kesadarannya makin hilang seperti dibuai mimpi. Mimpi berdua dengan sang ustadz di sebuah tempat yang sunyi.

Lamat-lamat Tina mendengar lagi sang ustadz berkata kepadanya: “Saya akan mengusir jin yang ada di dalam tubuh anda. Mata anda harus saya tutup agar anda tidak merasa seram melihat ujud dari jin tsb. Biar saya yang menghadapi jin tsb.”

Sang ustadz mulai menutup mata Tina dengan secarik kain hitam. Kembali ia mendengar sang ustadz berkata: “Maaf saya akan memeriksa bonjolan di paha anda.”

Tanpa menunggu persetujuan Tina, sang ustadz sudah menyingkap paha Tina dan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan tangannya. Tina merasa pemeriksaan tsb lebih mirip belaian daripada pengobatan. Tina ingin memberontak, tapi kesadarannya terasa makin hilang.

Dalam keadaan mata tertutup dan seiring dengan makin hilangnya kesadaran Tina, ia merasa bagian-bagian tubuhnya yang lain seperti bibir, dada, perut, bagian sensitifnya ada yang menyentuh.”

Kesadaran Tina sudah hampir hilang total. Ia tidak tahu berapa lama proses pengobatan tsb berlangsung. Setelah kesadarannya hampir sepenuhnya pulih ia melihat sang ustadz berdiri dipinggir ranjang, sambil berkata dg agak terengah-engah: “Pengobatan pertama sudah selesai. Ingat jangan anda ceritakan proses pengobatan tsb kepada siapapun karena bisa menimbulkan fitnah. Dan penyakit anda akan makin parah. Jenis santet ini tergolong berat. Silakan anda lihat benda-benda yang baru saya keluarkan dari tubuh anda.”

Tina melihat tangan sang ustadz memegang beberapa benda seperti paku, beling, rambut, jarum, dll. “Ketahuilah, ini baru sebagian dari benda santet yang ada di tubuh anda. Tiga hari lagi anda harus daang untuk menjalani therapy yang ke dua untuk menuntaskan gangguan santet yang ada di tubuh anda.”

Tina tidak banyak menanggapi perkataan ustadz tsb. Ia masih merasa cemas dengan proses pengobatan yang baru saja dilaluinya. Dalam perjalanan pulang bersama Mira ia pun tidak banyak bicara. Mira bertanya kepadanya: “Bagaimana rasanya setelah di therapy ?”

Agak lama Tina menjawab pertanyaan Mira dengan singkat: “Entahlah”

“Loh kok entahlah ?” Mira merasa heran dengan jawaban Tina. “Kan bisa dirasakan ada perubahan gak ?”

“Katanya aku disantet orang. Tadi ustadznya memperlihatkan berbagai benda seperti paku, jarum, rambut, dll. Katanya benda-benda itu diambil dari dalam tubuhku.”

“Wah, gawat.” Mira menimpali. Lalu apakah pengobatannya sudah tuntas ?”

“Belum. Katanya tiga hari lagu aku harus berobat lagi. Tapi aku gak mau dating lagi”

“Loh kok gak mau ? Nanti santetnya gak hilang total gimana ?” Mira bertanya.

“Ah, aku gak takut santet. Aku lebih takut kepada ustadznya” Tina menjawab.

“Kok begitu ? Apa yang terjadi denganmu ?”

Dengan nada sedih, Tina menceritakan segala hal yang terjadi di saat pengobatan berlangsung. Mira mendengarkan dengan rasa terkejut karena hampir tidak percaya. Ia menggumam: “Ah, apa mungkin ustadz yang beken seperti itu melakukan perbuatan cabul ?”

“Apa yang harus aku lakukan ?Haruskah aku lapor polisi ?” Tina bertanya.

“Maaf Tina, kalau pertanyaanku terlalu vulgar. Apakah kamu yakin kalau kamu disetubuhi ?”

“Yang jelas aku mengalami pelecehan sexual. Disetubuhi atau tidak aku merasa di antara yakin dan tidak yakin, karena saat itu seperti tidak sadar.”

“Kalu begitu kau tidak usah datang lagi. Kita tunggu saja apa yang terjadi dengan para pasien wanita lainnya. Kita jajaki saja kemungkinan untuk melaporkan hal ini kepada polisi.”

***

Sejak saat itu Tina merasa jijik setiap kali menyaksikan tayangan TV yang menampilkan tentang pengobatan ustadz Al Manuk Ngagaruk tsb. Meskipun demikian ia terus mengikuti perkembangan untuk mengetahui kemungkinan adanya pasien yang mengalami peristiwa seperti dirinya.

Beberapa hari kemudian di berbagai media cetak dan elektronik tersiar berita menghebohkan tentang banyaknya pasien yang mengeluhkan pengobatan oleh ustadz Al Manuk Ngagaruk tsb. Banyak pasien yang merasa ditipu karena penyakitnya tidak kunjung sembuh padahal sudah membayar dengan biaya ratusan juta.

Ada juga pasien yang dikatakan terkena santet dan sebelum pengobatan dimulai pasien tsb disuruh untuk berpindah agama dan untuk biaya pengobatannya dikenakan biaya ratusan juta. Para pasien tsb ramai-ramai melaporkan masalahnya kepada polisi.

Pada akhirnya Tina menyaksikan adanya pasien yang merasa mendapatkan pelecehan sexual ketika menjalani pengobatan oleh ustadz Al Manuk Ngagaruk. Sampai di sini Tina memutuskan untuk melaporkan masalah yang dialaminya kepada polisi. Ia tidak menginginkan ada wanita lain yang mengalami masalah yang sama dengan dirinya. Pada hari yang telah direncanakan, Tina bersama sahabatnya Mira pergi ke kantor polisi untuk melaporkan masalah yang dialaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun