Mohon tunggu...
Sulthon Fajar Sholikhin
Sulthon Fajar Sholikhin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru mata pelajaran bahasa indonesia di SMA Negeri 1 Blora, Jawa Tengah. Saya mengajar sejak tahun 2014.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arti dan Mahkota

19 April 2023   20:43 Diperbarui: 19 April 2023   20:53 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang fajar pun kembali menguasai langit, mengusir seluruh malam. Arti dan ibunya sedang sibuk mempersiapkan makanan untuk suguhan, sementara ayah dan adik laki-lakinya menata rumah agar lebih rapi dan enak dipandang. Jam mulai menunjukkan pukul 11 pagi, terdengar suara mesin mobil berhenti didepan rumah, ayah Arti keluar untuk melihat, ada 2 orang laki-laki dan 1 perempuan keluar dari mobil berwarna putih itu, mereka kerabat Arti yang baru saja sampai.

Suasana rumah Arti menjadi sangat ramai, mereka duduk lesehan dikarpet yang telah digelar oleh Arti, sambil menikmati makanan yang disuguhkan oleh keluarga Arti.

 “Dek Arti tambah cantik ya, gak kerasa sudah kelas 12 SMA.” Ucap budhenya sambil mengelus rambut Arti.

“Hahaha betul kata budhe mu itu, tambah cantik kamu, saking cantiknya bisa pakdhe jadikan istri kedua hahahaha.” Semua orang tertawa, kecuali Arti dan sepupunya yaitu, mas Gilang. Semua orang masih sibuk begurau diruang keluarga, Arti menyusul ibunya ke dapur.

“Bu, pakdhe itu apa-apaan sih jijik aku denger kalimatnya tadi, kaya pedofil, aku takut bu.” Bisiknya. sebuah tamparan tiba-tiba melesat dipipi gadis itu.

 “Jaga mulut kamu Arti! Pakdhe itu hanya bercanda, tidak punya sopan santun kamu bilang seperti itu kepada pakdhemu! Kamu saja yang kecentilan, sampai ge er mengira pakdhe mu naksir sama kamu!” Bentak sang ibu kepadanya.

Arti terkejut, mencoba menahan amarah dan air matanya. Arti menunduk dan mengalihkan pandangan ke arah pintu, disana ternyata ayahnya menyaksikan hal tersebut, ia menatap wajah sang ayah dengan berbinar, matanya mengharapkan pertolongan dan pembelaan, namun.

“Ayah benar-benar tidak menyangka kamu bisa bicara seperti itu Arti! Dasar tak tahu sopan santun! Masuk ke kamar sekarang juga!” Teriak sang ayah.

Sontak Arti berlari menuju kamar membanting pintu kuat-kuat lalu meluapkan tangisannya, ia tidak menyangka ibu dan ayahnya akan seperti itu.

Disaat tidur lelapnya ia merasakan kulit lain menyentuh kulitnya, sontak Arti terbangun dari tidur lelapnya.

 “Pakdhe! K – Kenapa pakdhe masuk ke kamar Arti tanpa izin?” Teriaknya diawal, namun langsung memelankan suaranya karena takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun