Determinan pengembangan kapasitas
Faktor-faktor yang menentukan peningkatan kapasitas masyarakat dengan proses belajar sosial adalah aspirasi masyarakat, energi sosial, tindakan bersama yang berlembaga, pengetahuan dan teknologi, serta stimulasi luar.
Faktor psikologis merupakan penggerak penting bagi suatu aksi atau gerakan. Ide yang konstruktif muncul dan diterima sebagai suatu pemikiran bersama. Ide ini berwujud menjadi harapan yang dirasakan sebagai kepentingan bersama masyarakat. Aspirasi masyarakat yang berasal dari harapan ini menjadi pemicu perubahan. Kesadaran terhadap kebutuhan menjadi pendorong untuk menyelesaikannya.
Upaya untuk mencapai tujuan dan impian bersama tidak bisa dicapai melalui tindakan individu, melainkan melalui tindakan bersama yang membutuhkan energi sosial yang telah disebutkan sebelumnya.
Dalam setiap masyarakat, ada energi sosial yang bisa berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dalam kehidupan masyarakat, energi sosial ini muncul dalam bentuk tanggung jawab sosial, solidaritas sosial, dan rasa saling percaya yang diperoleh melalui proses interaksi sosial.
Faktor internal yang berasal dari diri masyarakat sendiri bukan hanya determinan dari pengembangan kapasitas masyarakat, tetapi juga stimuli eksternal. Stimuli ini dapat berupa dinamika makro yang berlangsung secara alamiah, atau program yang dimasukkan oleh institusi pemerintah atau nonpemerintah. Bentuk stimuli dari luar ini dapat berupa gagasan konstruktif yang kemudian menimbulkan harapan dan kebutuhan baru.
Lebih penting dari segalanya, pengembangan kapasitas merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan untuk mengelola dan merencanakan pembangunan oleh masyarakat sendiri dengan memerhatikan seluruh dimensi waktu, termasuk masa lalu, saat ini, dan masa depan, sehingga dapat tercermin dari kapasitas sistem sosial untuk mengolah umpan balik.
Kemampuan pengelolaan yang berorientasi masa depan tercermin dari kapasitasnya dalam memperhitung kan dampak dari setiap tindakan dan perubahan yang dilaksanakan. Pemahaman tentang dampak ini dapat di gunakan sebagai pertimbangan utama untuk mengantisipasi. Kemampuan antisipasi bukan hanya terhadap dampak dari proses perubahan, tetapi juga terhadap kecenderungan perubahan yang ada.
Daftar Pustaka.
Hardiman, F. B. (1982). Kemiskinan di Indonesia: Beberapa Permasalahan dan Masalah. Jakarta: Grafiti Pers.
Suparlan. (1983). Sosiologi: Pengantar Pemahaman Sosial. Jakarta: Erlangga.