Mohon tunggu...
Faiz Ashshiddiqi
Faiz Ashshiddiqi Mohon Tunggu... Penulis - Analis Komunikasi

Analis komunikasi, media, pesan, branding, worklife.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kerja Sama, Sini Kerja Situ Bersama

25 Januari 2023   23:13 Diperbarui: 25 Januari 2023   23:18 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda perhatikan di lingkungan kerja Anda, mungkin terdapat orang yang sulit diajak untuk kerja sama. Pernahkan Anda menemui orang seperti itu? Banyak faktor yang menyebabkan seseorang sulit untuk bekerja sama.

Bisa jadi orang itu memiliki masalah pribadi terhadap rekan kerjanya, bisa karena cara dia bekerja berbeda dengan cara rekan kerjanya bekerja, bisa karena dia merasa senior sehingga yang juniorlah yang menurutnya harus mengerjakannya, bisa juga karena memang cara kerjanya stagnan seperti itu dan kurang produktif.

Bahkan yang lebih parah lagi, ada orang yang membebankan pekerjaan yang seharusnya dia bisa kerjakan kepada rekan kerjanya. Setelah orang itu membebankan pekerjaannya ke rekan kerjanya, eh dia malah asyik bercanda bersama orang lain. Atau dikenal dengan istilah "kerja sama, sini kerja situ bersama".

Prinsip Senioritas dan Lama Waktu Bekerja

Dalam dunia kerja terdapat istilah senior dan junior. Senior adalah karyawan yang bekerja lebih lama sejak diterima di perusahaan tersebut daripada rekan kerjanya. Sedangkan junior adalah karyawan baru atau yang bekerja tidak lebih lama sejak diterima di perusahaan tersebut daripada rekan kerjanya. Walaupun tidak semua, tapi ada karyawan senior yang merasa bisa membebankan tugasnya kepada juniornya.

Alih-alih memberikan contoh kepada juniornya untuk bekerja secara produktif, justru karyawan senior tersebut mengalihkan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan kepada juniornya. Setelah senior tersebut memberikan tugasnya kepada juniornya, senior tersebut malah bercanda dan bergurau dengan rekan kerjanya yang lain.

Di Indonesia, mungkin Anda sering menemui prinsip senioritas seperti itu. Atau bahkan Anda sendiri yang mengalaminya. Prinsip senioritas membuat suasanya di tempat kerja tidak nyaman bagi para juniornya. Bukan tidak mungkin hal ini akan membuat junior merasa tidak betah dan memilih resign. Sehingga perusahaan akan mencari karyawan baru lagi. Hal itu adalah sebuah kerugian bagi perusahaan mengingat biaya merekrut karyawan baru juga tidak murah.

Mencampuradukkan Masalah Pribadi dengan Pekerjaan

Perusahaan adalah organisasi yang di dalamnya terdapat banyak orang. Sudah pasti orang-orang tersebut memiliki latar belakang dan sifat-sifat yang berbeda. Banyak perbedaan-perbedaan yang harus diabaikan dan menyatukan visi misi untuk kepentingan perusahaan. Terkadang perbedaan tersebut memimbulkan perselisihan antar karyawan.

Jika hal tersebut terjadi, seharusnya sebagai karyawan memiliki sikap profesional. Sikap profesional adalah sikap fokus terhadap profesi atau pekerjaannya demi tercapainya tujuan perusahaan dan tidak mencampuradukkan permasalahan pribadi. Jika seorang karyawan berselisih dan mencampuradukkan masalah pribadi, maka akan mengganggu karyawan lain yang sedang bekerja.

Cara Kerja Stagnan Dan Kurang Produktif.

Cara kerja, adalah hal yang sangat penting di dunia kerja. Cara kerja menentukan hasil dari sebuah proses kerja. Karyawan berprestasi dan tidaknya terlihat dari perbedaan cara kerjanya. Cara kerja juga berpengaruh terhadap penilaian karyawan dan promosi jabatan.

Cara kerja merupakan hal yang sulit diidentifikasi oleh HRD ketika proses recruitment. Tidak jarang perusahaan merekrut karyawan yang secara administrasi bagus, secara attitude juga bagus, tetapi memiliki cara kerja yang buruk. Cara kerja yang buruk akan mengurangi produktivitas. Kurangnya produktivitas secara tidak langsung dapat merugikan perusahaan.

Menunda-nunda pekerjaan, banyak mengobrol dengan rekan kerja saat bekerja, sering terlambat datang bekerja, tidak membuat daftar tugas, tidak merapikan tempat kerja adalah beberapa contoh budaya kerja yang tidak produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun