Mohon tunggu...
Faizal Hadi Nugroho
Faizal Hadi Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Akademisi

Menulis membuatmu hidup

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Literasi Digital agar Ilmu Semakin Kekal

14 Juni 2021   09:38 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:51 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang mengatakan Wikipedia adalah sumber yang tidak kredibel karena sifatnya yang terbuka. Guru dan dosen pun banyak yang anti jika peserta didik mengutipnya. 

Namun, sebagai literat digital marilah kita ubah pola pikir tersebut dengan mengeksplorasi dan mengajak peserta didik untuk membaca referensi yang ada di dalamnya.

4. Verifikasi

Langkah keempat adalah verifikasi. Verifikasi perlu dilakukan supaya apa yang kita baca tidak menjerumuskan orang lain. Bahan literasi perlu diverifikasi kesahihannya. Jangan sampai apa yang kita baca justru menjerumuskan diri dan orang lain. 

Gunakan portal berita yang sejenis, atau artikel-artikel ilmiah dari sumber yang benar-benar kredibel. Pikatan bahasa-bahasa yang persuasi dan penuh sensasi adalah hal yang perlu kita waspadai.

5. Berbagi

Langkah kelima adalah berbagi. Langkah ini jangan sampai tidak dilakukan oleh literat digital. Menuliskan kembali apa yang dipahami dari laman atau bacaan digital kemudian merajutnya menjadi untaian kata-kata adalah sebuah hal yang teramat penting. Minimal, kita bisa menggunakan takarir pada Instagram atau kicauan dalam Twitter. 

Jika tidak, tuliskan ke dalam catatan atau jurnal pribadi. Menceritakan kembali atau menuliskan tanggapan setelah membaca, terlebih menjadikannya sebagai sumber dalam artikel atau jenis tulisan lain adalah wujud tertinggi dari literasi. 

Tulisan kita akan kekal sebagai jejak digital intelektualitas dan perjuangan kita dalam melawan kekurangan informasi pada diri. Juga perlu diingat bahwa membaca tidak sekadar untuk diri, tetapi untuk kita bagi kepada dunia.

Foto oleh Canva Studio
Foto oleh Canva Studio

Marilah kita tarik simpulan bahwa gawai kian jelas menjadi penting. Jika dulu orang memerlukan waktu untuk menerima bahan literasi, untuk menanggapinya juga perlu menunggu dimuat, tetapi kini tidak. 

Pada satu waktu kita dapat melanggan koran, membaca banyak sumber, mengunduh banyak berkas ekstensi .pdf, menyaksikan video alir, adalah hal yang dapat dilakukan secara cepat. Namun, kita harus ingat, kecepatan memperoleh bahan literasi secara digital harus diimbangi dengan kesiapan memproduksi tulisan yang kian cepat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun