Mohon tunggu...
Faizal Chandra
Faizal Chandra Mohon Tunggu... Relawan - Guru Matematika

terus belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menyoal Pesta Demokrasi Tahun Ini, Perlu Tidaknya Dilakukan Evaluasi?

18 April 2019   11:17 Diperbarui: 18 April 2019   11:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
himbauan dari HMJ jurusan saya (dok.pri)

Menurut saya pribadi bagaimanapun juga kita harus mengucapkan bapak terlebih dahulu sebelum mengucapkan nama-nama tersebut karena mereka lebih tua dan terlebih lagi calon presiden dan wakil presiden. Contoh memangil ketua RT saja haruslah bapak RT.

"Kedua belah pihak di dukung oleh ulama"

Seperti yang kita ketahui bersama di kedua belah pihak calon presiden dan wakil presiden di dukung oleh para ulama. Saya memang kurang tau nama-nama ulama yang mendukung kubu bapak Prabowo dan Sandiaga tapi pastinya adalah orang-orang yang menginginkan perubahan di Indonesia. 

Di pihak bapak Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin di dukung oleh beberapa ulama NU dan keluar beberapa maklumat dari beberapa pondok salah satu nya dari Ponpes Lirboyo dan Sabilurrosyad (Gasek) yang menganjurkan memilih bapak Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin, banyak yang menyayangkan maklumat ini tapi jika kita pandang dari sudut pandang lain maklumat ini dikeluarkan berdasarkan pemikiran yang matang terhadap pro dan kontra nya.

Saya sendiri juga memilih berdasarkan Hati nurani dan juga mengikuti maklumat Kyai. Karena menurut saya pribadi takut kuwalat kalau tidak manut kyai. Hehe. 

Selebihnya urusan pribadi. Pilihan boleh berbeda tapi kita tetap satu (Bersaudara). Jika karena pemilu kita terpecah belah, mengapa harus ada pemilu?

"masih banyak orang yang tidak bisa mencoblos"

sumber foto dari group WhatsApp (dok.pri)
sumber foto dari group WhatsApp (dok.pri)

Hal ini adalah salah satu kekurangan pemilu tahun ini, banyak sekali warga negara yang kehilangan hak suara karena belum terdaftar di DPT. 

Hal ini juga dialami oleh beberapa teman saya yang berasal dari daerah luar Jawa yang kehilangan hak suara karena tidak terdaftar di DPT dan jika ingin Mencoblos dia diharuskan pulang ke kampung halaman. 

Hal ini membuat teman saya bimbang dan pada akhirnya dia memutuskan Golput. Miris memang keputusan KPU tahun ini terlebih lagi dengan keputusan untuk yang tidak terdaftar di DPT dan yang pindah suara (A5) harus berjuang demi mendapatkan hak suaranya. Semoga kedepannya menjadi lebih baik. Apakah hal ini masih terjadi di daerah anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun