Mohon tunggu...
Faiz abdurrahman
Faiz abdurrahman Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sedang mimpi

Kelayakan. Bukan apa-apa. Hanyalah saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membudayakan Nge-Kill Bersama Empat Puluh Hari

26 Maret 2021   15:33 Diperbarui: 26 Maret 2021   16:37 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gua kok susah banget bangun sebelum shubuh sih Gus, padahal udah nyengajain tidur jam sepuluhan, tapi tetep aja. Kalau ngga keblablasen, palingan ya bangun trus tidur lagi ." kata Randal dengan logat yang sok gaul di tengah keseruan main ML nya.

Gus Jek tersenyum.

"La wong kemauannya juga ga ada Ndal, gimana mau bangun," nyletuk Gus Jek sembari membuka-buka buku muqorrornya.

"Ini seriusan Gus, gua tuh udah maksa, pengin bangun-bangun, tapi ga bisa-bisa. Padahal udah doa terus, tapi tetep aja, syetannya kentel banget,"

"Kalau udah maksa ya ga bakalan gitu lah, Ndal" kata Gus Jek sambil mengambil stabilo untuk menandai kalimat yang penting di muqorrornya.

Randal terdiam, dengan bahasa tubuh yang seakan mengatakan, "Njirr.. iya juga ya"

Melihat keprihatinannya, Gus Jek mencoba sedikit lebih serius menanggapi pernyataan Randal yang sedang push reng itu, sehingga tak sedikit terdengar kata mutiara "enemihas bin slank, enemihas bin slank".

"Sini-sini Ndal, ane ceritain guru ane yang udah pro akan hal ini, beliau masyaallah banget pokoknya, ga diraguin lagi lah, mau nggak?"

"Iya, iya mau banget, bentar gus, bentar, dikit lagi nih, lagi rame," kata Randal sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya mencerminkan keseruan game.

Satu jam kemudian ....

"Gmana gus, cerita guru antum tadi, ceritain dong," pinta Randal, mendatangi Gus Jek dengan tampang yang ngeselin dan ngga memperlihatkan rasa bersalah.

"Wah udah selesai toh Ndal, cepet banget, biasanya dua jam tiga jaman" kata Gus Jek sambil senyum-senyum biar keliatan becandanya.

"Iya nih Gus, lagi semangat denger cerita antum" kata Randal, tersenyum sambil garuk-garuk bokongnya yang seksi.

Gus Jek semakin tersenyum, dan kali ini ia bersandar ke tembok.

"Ndal, guru ane itu selalu tidur antara jam sepuluhan dan bangun pasti sebelum shubuh, jadi biasanya beliau itu shalat tahajud, shalat hajat, shalat tobat terus. Beliau udah lama ngerjain ini, jadi udah mendarah daging lah, alias udah jadi kebiasaan. Pernah suatu ketika beliau itu ngga sengaja tidur jam dua belasan lebih, gara-gara ngajar kalau ga salah, tapi hasilnya tetep aja beliau itu bangun pada jam biasanya beliau bangun,"

"Hmmm... kok bisa gitu ya Gus"

"Ya bisalah, standar guru ane masa ngga gitu" kata Gus Jek, sambil menyruput teh arusyah.

"Pas pertama-tama dulu, beliau juga kayak antum gitu, bangun susah pada jam yang didambakannya, tapi ya beliau ga putus asa kek antum. Apalagi sampe tidur lagi setelah bangun, haha. Coba pake alarm, terus paksa bangun, kalau udah melek, langsung loncat-loncat kalau bisa, biar langsung fresh. Kek gitu terus selama empat puluh hari, coba paksa terus Ndal"

Randal bingung.

"Hmmm... empat puluh hari gus?"

"Iya empat puluh hari, kenapa coba harus empat puluh hari?" tanya Gus Jek.

Randal menggelengkan kepala.

"Karna sesuai dengan hadits nabi Ndal, "Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah dengan mendapatkan takbir pertama, maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan"

"Oalah, gitu ya Gus"

"Iya, paham gak?"

"Hehe... ngga sih Gus"

"Ndal Ndal... Lucu antum ini, kalau kita cuma ngedengar atau ngehafal aja memang ga bisa memahami hadits ini, karna korelasinya ngga jelas. Makanya setiap ayat alqur'an, hadits nabi, kalam hikmah ulama itu direnungi dan difikirin ibrohnya. Disini kenapa coba Allah itu cuma nyuruh empat puluh hari shalat berjamaah, kenapa ngga selamanya?"

"Ya ngga tau lah Gus, kok tanya saya hhmm.." jawab Randal dengan meniru raut muka seperti pak Joko.

"Maksudnya itu, kalau antum udah empat puluh hari ngerjakan shalat jamaah, artinya antum akan terbiasa untuk shalat jamaah terus menerus. Empat puluh hari disini kayak sebagai kuncinya, jika kuncinya dah antum dapet, maka inshaallah setelah-setelahnya udah jadi kebiasaan. jadi intinya Allah tuh pengin bilang, kalau udah ngerjakan empat puluh hari, berarti akan mengerjakan sampai mati"

"Wah-wah keren gitu Gus"

"kalau gitu berarti bisa diterapkan disegala hal dong ya, kek gua sekarang kan sering main ML nih, kalau pengin baca buku terus kek antum, berarti caranya kaya tadi juga ya?" tanya Randal sambil menggit jari telunjuknya.

"Iya Ndal, ini ngga berlaku di shalat aja, tapi disemua hal dikehidupan ini. Kalau antum pengin ngebiasain baca buku misalnya, coba dua jam dulu tiap hari. Gakpapa dikit-dikit, yang penting rutin. Inshaallah nanti bakal kebiasaan. Tapi sekali lagi bertahap ya, jangan langsung lima jam enam jaman, nanti bakal mandeg dijalan, hehe. Udah dua jam aja dulu, nanti kalau udah lama baru nambah empat jam lima jaman. nah lakuin itu selama empat puluh hari"

"Wihh, okelah siap Gus, kalau gitu besok-besok gua mau ngusahain nge-kill terus, kali aja karna keterusan ngekill selama empat puluh hari, bisa jadi master, gitu kan Gus?"

"Mmoodol"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun