3. Periode Kontemporer (1990-an-sekarang)
Periode Kontemporer (1990-an-sekarang) dalam perkembangan tafsir di Indonesia menampilkan beberapa ciri khas:
- Puncak Perkembangan Tafsir:
   Periode ini dianggap sebagai puncak perkembangan tafsir di Indonesia, dengan munculnya para mufassir yang berkontribusi pada penulisan tafsir yang lebih sistematis dan metodetematik.
- Karya Tafsir Era Reformasi:
   Karya tafsir pada periode ini tidak jauh berbeda dengan karya-karya yang muncul pada dasawarsa 1990-an. Namun, beberapa karya tafsir yang berfokus pada ayat-ayat, surat-surat, atau juz-juz tertentu, serta karya tafsir tematik, mulai muncul.
- Model Penulisan Tafsir:
- Tiga model penulisan tafsir yang dominan pada periode ini adalah:
- Karya tafsir yang berfokus pada ayat-ayat, surat-surat, atau juz-juz tertentu.
- Karya tafsir tematik, yaitu tafsir yang berfokus pada permasalahan tertentu.
- Karya tafsir Al-Qur'an utuh 30 juz.
- Pengaruh Sosio-Politik dan Budaya:
    Pengaruh sosio-politik dan budaya dalam penafsiran Al-Qur'an juga terlihat. Misalnya, karya tafsir yang memahami Al-Qur'an dalam konteks sosial dan budaya Indonesia, seperti "Wawasan al-Qur'an" (1996) oleh Quraish Shihab, memperlihatkan bagaimana tafsir modern mempertimbangkan konteks budaya dan sosial dalam penafsiran.
- Penggunaan Berbagai Metode dan Pendekatan:
   Penggunaan berbagai metode dan pendekatan dalam penafsiran Al-Qur'an juga meningkat. Misalnya, penggunaan metodetematik dan sistematis, serta penggunaan berbagai metode dan pendekatan seperti ijmaly, Tahli>li, adab al-ijtimi, lughawi, dan lain-lain.
   Dengan demikian, Periode Kontemporer dalam perkembangan tafsir di Indonesia menampilkan karya-karya tafsir yang lebih sistematis dan metodetematik, serta mempertimbangkan konteks sosial dan budaya dalam penafsiran Al-Qur'an.