c) Electrodialysis Metode ini menggunakan arus listrik untuk memisahkan ion positif dan negatif dalam air, menghasilkan air tawar. Proses ini masih dalam tahap pengembangan, tetapi menunjukkan potensi yang menarik untuk efisiensi energi.
 d) Nanofiltration Ini adalah metode filtrasi menggunakan membran dengan ukuran pori yang lebih kecil daripada reverse osmosis, yang memungkinkan pemisahan garam dengan cara yang lebih efisien. Namun, aplikasinya masih terbatas dan perlu penelitian lebih lanjut.
 2.2. Dampak Lingkungan Proses desalinasi memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Air garam yang dihasilkan dari proses ini sering kali dibuang kembali ke laut, yang dapat meningkatkan salinitas lokal dan berdampak negatif pada ekosistem laut. Beberapa dampak lingkungan yang perlu diperhatikan meliputi:
a) Peningkatan Salinitas Pembuangan air garam dapat meningkatkan salinitas di sekitar area pembuangan, yang dapat mempengaruhi spesies laut yang sensitif terhadap perubahan salinitas.
b) Pencemaran Penggunaan bahan kimia dalam proses desalinasi dapat mencemari air laut dan mempengaruhi kehidupan laut. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan metode yang lebih ramah lingkungan dalam proses desalinasi. Â
2.3. Solusi Berkelanjutan dalam Desalinasi Untuk mengatasi tantangan lingkungan yang terkait dengan desalinasi, beberapa solusi berkelanjutan sedang dikembangkan:
a) Penggunaan Energi Terbarukan Memanfaatkan energi matahari atau angin untuk menjalankan proses desalinasi, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
 b) Teknologi Limbah Zero Inovasi dalam teknologi untuk meminimalkan limbah yang dihasilkan selama proses desalinasi.
c) Optimalisasi Proses Mengembangkan teknologi baru yang lebih efisien dalam penggunaan energi dan air, serta mengurangi dampak lingkungan. Â
3. Penggunaan Garam dalam Pembangunan Infrastruktur Garam juga memiliki aplikasi penting dalam pembangunan infrastruktur kelautan. Dalam konteks ini, garam berkontribusi pada pembuatan beton tahan air dan perlindungan struktur terhadap korosi.
3.1. Beton Tahan Air
 Beton tahan air adalah solusi penting untuk struktur yang terpapar lingkungan laut yang korosif. Dalam pembuatan beton, penambahan aditif garam tertentu dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan air laut, sehingga memperpanjang umur struktur. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penggunaan beton tahan air meliputi:
a) Kekuatan dan Daya Tahan Beton yang baik harus memiliki kekuatan tekan yang tinggi serta daya tahan terhadap kerusakan akibat air laut.
b) Pengujian Kualitas Melakukan pengujian kualitas beton secara berkala untuk memastikan bahwa struktur tetap dalam kondisi baik sepanjang waktu.
3.2. Perlindungan Korosi
Di lingkungan laut, logam seperti baja sangat rentan terhadap korosi akibat air laut. Penggunaan garam dalam pelapisan dan perlindungan logam menjadi penting untuk memastikan ketahanan struktur. Beberapa teknologi baru yang sedang dikembangkan mencakup:
a) Pelapisan Galvanis Pelapisan baja dengan seng untuk melindungi dari korosi.
b) Cat Anti-Korosi Penggunaan cat berbasis garam yang dirancang khusus untuk melindungi struktur logam dari pengaruh lingkungan laut. Â