Mohon tunggu...
Unknown Unregistered
Unknown Unregistered Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Unavailable

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sisa Nyawa Politik Jokowi

7 Juli 2014   05:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:12 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi mengarungi tantangan seorang diri. Beberapa kader PDIP pun mendeklarasikan dukungannya ke Prabowo-Hatta dan semakin terhimpitlah Jokowi. Memang masih ada beberapa orang dari partai pengusung yang bekerja, tetapi semangat itu tidak seperti tahun 2009 sewaktu Mega jadi Capres. Dulu, tahun 2009, jalan raya Lenteng Agung dimana kantor DPP PDIP berada sangat ramai dan jalanan menjadi macet setiap hari. Kini, saat Jokowi dicapreskan, kantor DPP itu sepi serta kemacetan tidak terasa berbeda.

Lebih menyedihkan lagi, beberapa pendukung Jokowi telah mengeluhkan tentang hilangnya keberpihakan media. Masih untung ada Metro TV yang masih menyiarkan kampanye Jokowi. Media lainnya seolah bungkam. Blog-blog yang mempromosikan Jokowi semakin tidak kelihatan. Jokowi sementara ini betul-betul kesepian.

Apa modal politik yang tersisa pada Jokowi sekarang ?. Tinggal 2 kartu KIP-KIS itu !.

Lalu, tidak berhenti sampai di situ : diisukan Puan Merapat ke Prabowo. Isu ini bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Dari ulasan di atas, jelaslah bahwa SANGAT PATUT DICURIGAI Mega-Puan tidak rela memberikan segalanya kepada Jokowi. Sudah capres-cawapres diberikan, lalu partai PDIP mungkin akan dikuasai Jokowi.

Dalam hubungan seperti ini memang masuk akal sekali bahwa PDIP akan direbut Jokowi dan golkar direbut JK. Ini pernah terjadi pada tahun 2004 dimana JK bergabung dengan SBY dan putaran dua golkar yang jelas-jelas mendukung Mega. Namun setelah JK jadi wapres, Golkarr pun diambil JK.

Lha, tidak cukupkah pelajaran ini buat Mega ?. Dan relakah Mega demi Jokowi berkorban untuk kehilangan basis politik trah Sukarno, ajaran Trisakti Sukarno, tersingkirnya Puan dan hilangnya kendali atas PDIP ?.

Tentu saja Mega-Puan berharap Jokowi tidak terpilih dan Puan harus mencari perlindungan, yaitu Prabowo. Ini logikanya dan tidak mungkin pembelotan Puan ini dilakukan terang benderang.

Terakhir, saya bukanlah orang yang terpintar, tetapi saya juga tidak bodoh-bodoh amat. Dalam pengamatan saya seperti ini, bagaimana mungkin saya ikut mendukung Jokowi ?. Entahlah bagi orang lain.  Salam Ind-ONE-sia: SATU Nusa, SATU Bangsa !.

Sumber :

Dikutip dari status seseorang di laman Facebook

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun