Mohon tunggu...
Faisal L. Hakim
Faisal L. Hakim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penikmat harmoni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

010 dan Pacar-pacarnya

24 April 2016   10:08 Diperbarui: 26 April 2016   07:03 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berkorban dari materi hingga perasaan untuk merenggut perhatiannya. Bukan tanpa alasan, bayangkan, betapa romantisnya ketika saya mengantar suami di bandara ketika ia mau berangkat perang. Atau stasiun. Atau terminal. Lalu ia mencium keningku. Dan terabadikan di foto. Romantisme itu, begitu indah. Layaknya film-film Perang Dunia II. Atau novel-novel latar kolonial.

Pun akhirnya persahabatan kami merenggang. Vina yang menjadi teman sejak kecil terpaksa kusakiti. Salahkanlah cinta, salahkanlah takdir, Vin!

Aku coba untuk meminta maaf kepada Vina setiap hari, bagaimanapun ia sahabatku, namun ia selalu menghindar, “maaf res, aku terburu-buru,” katanya waktu terakhir kami berpas-pasan di kampus.

Kucoba kirim pesan bbm kepadanya, “Vin, maafin aku”, di-R pun tidak. Ternyata di-D lebih menyakitkan.

Tak kusangka, sakitnya tidak berhenti di situ. Pada akhirnya Vina menunjukkan betapa ia juga menyandang status yang sama denganku: pacarnya. Dengan durasi yang sama pula: hampir sembilan bulan. 

010

Jauh dari isteri adalah pengalaman baru bagi saya. Betapa cantiknya ia hingga saya rela menjadi seorang abdi negara untuk mendapatkannya. Dan, betapa cinta kami terestui semesta alam tatkala ia rela meninggalkan pacarnya yang sudah tiga tahun bersamanya. Jodoh memang tidak ke mana.

Namun setelah di tempat baru ini, betapa pula saya sangat butuh sentuhan nyata seorang perempuan. Bukan hanya suara, atau ketikan pesan pendek isteri saya yang indah. Lagi pula, hati saya hanya untuknya. Bukan yang lain.

Saya baru rasakan betapa mudahnya mendapatkan perempuan cantik. Bahkan, tidak perlu mencari. Nyata saja, siapa juga yang bodoh dan tega membiarkan orang terjamin masa depannya seperti saya, kesepian di tanah rantau.

Buktinya, seminggu setelah kedatangan saya di pulau ini sudah ada yang menawarkan cinta kepada saya. Tidak tanggung-tanggung, dua mahasiswi cantik di salah satu universitas swasta di sini. Ya, saya pantas mendapatkannya. Kalau bisa dua, kenapa harus satu. Toh, keduanya tak akan mendapatkan hati saya yang sudah dimiliki Diana.

Diana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun