Mohon tunggu...
Inovasi

Etika Programmer dalam Profesionalitas

9 Maret 2017   11:08 Diperbarui: 9 Maret 2017   11:27 2474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

PERLUNYA ETIKA PROFESI KOMPUTER

“ETIKA PROGRAMMER DALAM  PROFESIONALITAS”

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi ini, membuat kita senantiasa meningkatkan kemampuan kita dalam menggunakan atau menguasai teknologi tersebut.  Dalam hal ini akan timbul dampak positif dan negative dari perkembangan kemajuan teknologi. Seperti kita dengan mudah mendapatkan seluruh informasi. Sehingga kita sering melalaikan etika dalam aktifitas kita, karena kemudahan yang kita terima dari sisi kemajuan teknologi.

Etika merupakan sistem norma, nilai,dan aturan yang menyatakan apa yang baik dan benar atau apa yang tidak baik dan buruk. Tujuan etika ialah untuk mengajarkan kita mempunyai moral yang baik. Manusia juga dinilai dari etikanya.

Tujuan

Tujuan dari makalah ini ialah

Untuk mengetahui kode etik di bidang Teknologi Informasi.

Menjelaskan Etika Profesi seorang Programmer.

Menjelaskan Profesionalitas Programmer.

Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. ETIKA

Pemikiran tentang etika pertama kali berawal dari Yunani. Para ahli filsafat Yunani seperti Socrates dan Aristoteles sering membahas etika dalam tulisannya, Nichomachean Ethnics. Ide-ide filsafat Yunani bercampur dengan pemikiran Kristen awal dan Yahudi yang tersebar ke seluruh Eropa dan Timur Tengah selama masa Kekaisaran Romawi. Selain itu sumber-sumber tetulis dalam tradisi moral Yahudi yaitu Hukum Taurat dan Kitab Perjanjian Lama mempunyai pengaruh cukup besar dalam pemikiran religious para ahli filsafat Yunani.

Ide-ide etika selalu diperbaharui sepanjang masa. Para pemikir besar seperti Locke, Kant dan Mill mengalihkan perhatian mereka pada etika dan moral. Mereka menganggap prinsip-prinsip moral adalah hal yang universal , tanpa memperdulikan asalnya, dan dapat diterapkan di mana saja, bahkan negara sekuler pun. Walaupun sekarang ini banyak prinsip moral yang berasal dari agama dan hukum yang kita temui, perlu kita ketahui bahwa arahan etika pada dasarnya bertumpu pada kepedulian terhadap orang lain. Etika bukan sekedar masalah  mengenai hukum atau agama.  

2.2. PROFESI

 Sebagai titik awal kita harus tahu hakikat dari profesi, seperti perbedaan kata profesi dengan kata lain seperti pekerjaan(job) dan bidang pekerjaan(occupation) yang sering disamaartikan. Pekerjaan(job) berarti semua kerja yang mendapatkan gaji tanpa memperdulikan tingkat keahlian yang dilibatkan serta tanggung jawab. Sedangkan occupation lebih mengarah kepada bidang pekerjaan yang digeluti seseorang untuk bertahan hidup. Kata ‘profesi’ dengan ‘professional’ sering digunakan dalam masyarakat modern dalam definisi yang berada diatas definisi job dan occupation.

Atribut profesi meliputi:

Pekerjaan yang memerlukan ketrampilan ahli, penerapan kebijaksanaan serta penggunaan penilaian, serta pekerjaan ini rutin dan tidak bisa diganti dengan mesin.

Keanggotaan dalam profesi memerlukan pendidikan  formal yang tinggi, bukan hanya lewat pengalaman maupun pelatihan praktis.

Publik mengijinkan organisasi khusus yang dikendalikan oleh anggota profesi untuk menetapkan standar pengakuan, pengarahan anggota profesi tersebut.

Hasil yang baik dan signifikan diperoleh public dari praktek profesi. 

Dalam sebuah profesi,”penilaian” mengacu pada pembuatan keputusan penting berdasarkan pelatihan formal dan pengalaman. Bidang IT memerlukan keahlian ekstensif tingkat tinggi, Kebijaksanaan juga diperlukan di bidang ini. Para programmer juga harus mejaga kualitas intelektualnya dan perhatian utama nya jatuh pada bagaimana hasil program yang mereka ciptakan berguna bagi masyarakat.

2.3. KODE ETIK

Kode etik tidak sebatas untuk organisasi professional saja, tetapi kita dapat juga menemukannya dalam perusahaan maupun universitas. Kode etik dapat memuat hak,tugas, dan kewajiban anggota profesi. Kode etik memberikan kerangka kerja penilaian etika bagi seorang professional. Tidak ada kode etik yang bersifat komperensif seluruhnya dan bisa mencakup semua situasi etika yang akan dihadapi oleh seorang professional. Kode etik lebih berfungsi sebagai titik awal bagi pengambilan keputusan yang etis. Kode etik tidak menunjukkan prinsip dan  etika yang baru melainkan mengulang prinsip dan standar yang sudah ada.

Kode etik bukanlah suatu perilaku etis, hanya kerangka kerja untuk sampai pada pilihan etika yang benar. Kode etik juga bukanlah suatu dokumen hukum dan tidak menciptakan prinsip moral atau etika baru.  Kode etik lebih menunjukkan bagaimana cara penerapan prinsip-prinsip moral dan etika kedalam praktek  professional.  Selain itu, kode etik membantu para programmer dalam menerapkan prinsip-prinsip moral ke dalam situasi yang akan dihadapi dalam praktek profesional. Seseorang tidak bisa ditangkap karena melanggar pandangan kode etik, meskipun ia dapat dikeluarkan  dari organisasi professional karena pelanggaran kode etik.

Fungsi kode etik ialah sebagai berikut:

Membantu menciptakan lingkungan di dalam sebuah profesi di mana perilaku etika menjadi norma.

Sebagai penuntun cara bertindak dalam situasi tertentu.

Untuk mendukung posisi seseorang dengan menunjukkan kepekaan kolektif tentang perilaku yang benar.

Kode etik juga menunjukkan kepada orang lain  bahwa profesi itu memperhatikan tanggung jawab.

2.4. ETIKA KOMPUTER

Saat ini banyak masalah yang berkaitan dengan penggunaan computer yang erat kaitannya dengan penyalahgunaan informasi yang tersimpan dalam database komputer dan berkaitan dengan informasi pribadi dan rahasia. Ada tiga kategori dari masalah etika computer yaitu, computer menjadi alat untuk tindakan yang tidak etis, computer menjadi objek tindakan.

Komputer sebagai Alat Perilaku Tidak Etis

Pada zaman sekarang perampokan bank tidak lagi secara tradisional dengan menggunakan topeng dan menodongkan senjata lalu membawa uang tersebut kabur, melainkan dengan menggunakan computer. Perampok hanya duduk di terminal computer dan memasuki system computer bank dan beberapa asset bank tersebut dpaat diakses secara mudah olehnya. Dan umumnya jumlah uang yang dirampok lewat computer lebih banyak dibanding secara tradisional.

Dalam kasus ini computer digunakan untuk mencuri dan masuk ke system suatu instansi dan melibatkan privasi. Informasi mengenai instansi maupun individu jadi diketahui. Selain itu, computer hanya mempermudah pencurian , tetapi tidak mengubah isu etika yang terlibat.

Komputer sebagai Objek Tindakan

Pembobolan(hacking) saat ini sudah sering terjadi. Hacking terjadi dalam berbagai bentuk, seperti memperoleh akses tanpa izin terhadap database, memasukkan data yang salah ke dalam database atau mengubah informasi yang ada, serta menyebarkan virus melalui Internet. Pembobolan merupakan masalah etika, karena telah melanggar privasi.

Para hacker tak hanya dari kalangan ahli computer saja, namun banyak hacker dari kalangan remaja. Seringkali, pelaku pembobolan hanya iseng mencoba mengetahui kemampuan ata dirinya dan kemampuan dari komputernya. Meskipun demikian, hacking merupakan penggunaan computer secara tidak etis.

2.5. HAK-HAK PROFESIONALITAS

Seorang programmer mempunyai hak yang seiring dengan tanggungjawab mereka. Dan tidak semua hak timbul akibat status professional dalam bidang pekerjaan. Ada hak-hak individual  yang tidak memperhatikan status profesinal, termasuk hak privasi, hak berpartisipasi dalam kegiatan diluar lingkungan pekerjaan dan hak melakukan protes.

Hak programmer yang paling mendasar adalah hak kesadaran moral professional. Hak yang mencakup untuk melakukan penilaian professional dalam mencabut tanggungjawab dan kewajiban seseorang dalam melakukan penilaian dengan cara yang beretika. Hak kesadaran moral professional memeiliki banyak aspek, seperti hak penolakan berdasarkan moral.

2.6. PROFESIONALITAS

 Profesionalitas merupakan sikap dari anggota profesi yang menguasai dengan sungguh-sungguh akan profesinya. Profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap dari anggota suatu profesi terhadap profesinya serta kualitas pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Kata profesionalitas berasal dari kata professional yang berarti seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan standar waktu tertentu dengan mengandalkan keahlian yang ia miliki. Dan seseorang yang professional itu ialah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan keahliannya tersebut..

Para programmer bekerja untuk clientnya. Client tersebut biasanya membuat beberapa permintaan kepada programmer yang harus ia penuhi. Disinilah para programmer harus menunjukkan ke profesionalitasnya dalam menyelesaikan pengerjaannya. Dari awal untuk pembuatan program harus dipikirkan secara matang-matang, mulai dari designnya, fiturnya serta program tersebut bisa berjalan. Selain itu programmer harus ingat bahwa programnya tersebut harus bisa dikembangkan tanpa merombak ulang database dan lainnya yang dapat berakibat fatal.

Syarat profesionalitas yang harus dimiliki programmer ialah:

Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya.

Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset, bukan hanya teori saja.

Pengembangan kemampuan professional yang berkesinambungan.

Perlu diingat para programmer tidak dapat membuat program sesuai keinginannya, tapi harus memperhatikan aturan program sampai hal tersebut selesai. Dan harus bias mempertimbangkan apa program itu telah sesuai dengan pemrintaan client. Seorang programmer juga harus mampu menerapkan keamanan pada system kerja programnya agar terlindungi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ciri-ciri profesionalisme yang dibutuhkan seorang programmer ialah:

Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang luas di bidang IT.

Memiliki pengetahuan yang luas di komunikasi dengan manusia maupun masyarakat.

Tanggap terhadap masalah client, serta paham atas isu-isu etis.

Mampu bekerja sama(Team Work).

Mampu mengambil keputusan didasarkan kepada kode etik, bila dihadapkan pada situasi untuk pengambilan keputusan yang berakibat luas terhadap masyarakat.

 

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Setiap profesi pasti mempunyai etika masing-masing. Pada profesi programmer belum ada undang-undang khusus yang telah dibuat. Oleh sebab itu, programmer harus bisa menjaga amanat dan tidak main-main dalam pekerjaannya seperti project dengan clientnya.  Para programmer juga harus jujur mengenai program yang dibuatnya bukan mengambil dari milih orang lain. Serta jangan melakukan tindakan kejahatan melalui computer dengan kemampuan yang ia miliki demi untuk mengukur kemampuannya.

3.2. SARAN

Seorang programmer harus bisa memiliki softskill dan hardskill. Dan etika merupakan kunci utamanya. Selain itu programmer harus memiliki kemampuan memehamai kode, pengimplementasian serta algoritma program yang dibuatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun