Mohon tunggu...
Fais Yonas Boa
Fais Yonas Boa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Aksara, Kopi dan kepolosan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Nature

Geotermal Untuk Swasembada Energi

31 Oktober 2024   17:33 Diperbarui: 31 Oktober 2024   17:34 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Swasembada energi  kini didengungkan kembali oleh Presiden Prabowo Subianto. Hasrat  memandirikan perekonomian nasional dengan kemandirian energi, rasanya tidak akan mengawang di istana negara saja. Bumi Indonesia memang dianugerahi cadangan energi melimpah oleh Semesta, terutama energi-energi baru terbarukan alias ramah lingkungan, yang dewasa ini diniscayakan menjadi energi masa depan.

Geotermal sebagai salah satu energi ramah lingkungan yang terus digenjot secara nasional, diharapkan dapat memberi sumbangsi berarti demi tercapainya swasembada energi. Pemanfaatan energi panas bumi dinilai paling realistis diantara energi-energi hijau lainnya lantaran pemanfaaannya yang efektif dan efisien. Hal ini tentu saja menjadi peluang yang lebih besar bagi akselerasi energi nasional.

Urgensi Swasembada Energi

Pidato berapi-api Prabowo pada waktu pelantikannya sebagai Presiden (20/10/2024) mengenai swasembada energi, pertama-tama harus diakui sebagai itikad dan tekad politik. Hal demikian sejalan dengan salah satu poin utama visi misi pasangan Prabowo-Gibran yang menginginkan pemanfaatan energi nasional secara maksimal; terutama energi-energi hijau. Namun demikian, imajinasi swasembada energi tidak boleh sampai pada upaya menunaikan visi misi politik belaka.

Ini juga tentang nasionalisme yang hendak diejawantahkan; kemerdekaan yang ingin wujudnyatakan. Kalau kita menyimak pidato Presiden Prabowo dapat dirasakan aroma nasionalismenya yang begitu kental. Ia seolah membangkitkan semangat nasionalisme seluruh manusia Indonesia. Barangkali membangunkan kita semua dari keterlelapan kita akan eksklusifitas identitas dalam SARA (Suku Agama, Ras dan Antargolongan).

Prabowo menghentak kita semua untuk selalu berani dan percaya diri menjadi manusia Indonesia yang mencintai bangsa dan negaranya. Presiden ke 8 Republik Indonesia tersebut tak lupa mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan bersama-sama membangun Indonesia; untuk mewujudnyatakan arti kemerdekaan. Terutama untuk merdeka dari kemiskinan dan kebodohan hingga penindasan dan penjajahan. Pada sektor energi, bangsa kita hingga kini masih terbelenggu oleh negara lain.

Nasionalisme sangatlah penting untuk membangun dan memajukan negara. Akan tetapi, bicara swasembada energi tidaklah terbatas pada mengejawantahkan semangat cinta tanah air ataupun mewujudnyatakan makna kemerdekaan. Ini juga soal kebutuhan keberlangsungan kehidupan manusia dan ancaman global yang harus dihadapi. Telah menjadi kesadaran dunia bahwa bumi telah mengalami perubahan iklim yang begitu signifikan.

Diketahui bahwa polusi yang dihasilkan dari energi-energi fosil menjadi salah satu penyebab utama. Atas dasar kenyataan ini, dunia global menyerukan transisi energi yakni dari energi fosil ke energi terbarukan seperti energi air, matahari, angin dan geotermal. Bersamaan dengan kebutuhan keberlangsungan kehidupan makhluk homo sapiens, sangatlah penting untuk menyadari dinamika global.

Terutama sekali ketika terjadi situasi krisis global semisal akibat perang ataupun bencana alam. Swasembada energi memungkinkan bangsa kita masih dalam kondisi stabil alias posisi aman ketika terjadi situasi-situasi yang tidak diinginkan terjadi di negara-negara lain. Bayangkan saja ketika bangsa Indonesia bergantungan energi dengan negara lain, dan negara tersebut mengalami konflik yang menggangu distribusi energi ke Indonesia. Bukankah bangsa Indonesia akan ikut terancam? Oleh karena itu, Presiden Prabowo menghendaki supaya swasembada energi itu wajib diusahakan segera.

Rasa-rasanya urgensi Prabowo dalam mengusahakan swasembada energi menjadi sesuatu yang realistis adanya. Peluang tercapainya kemandirian energi bukanlah mimpi liar, mengingat cadangan energi pada bumi Indonesia sangatlah besar. Terutama sekali energi-energi terbarukan katakanlah geotermal yang mana 40% cadangan yang ada di dunia ini berada pada bumi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun