“Jadi akulah yang membuat kalian bermimpi, di mimpi tersebut aku telah menilai kalian semua,
Selamat ya untuk semua orang yang selamat!”
Kami satu kelas pun sontak berkata.
“Itu semua hanyalah mimpi?”
“Hahahaha, kami sekelas pun tertawa.”
Ya begitulah ceritaku di awal kelas 9, professor memang hebat, dadaa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!