Mohon tunggu...
Faiq AhmadJiddan
Faiq AhmadJiddan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menulis karya tulis yang menarik menjadi tujuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diantara Kita?

5 November 2023   16:56 Diperbarui: 5 November 2023   16:58 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku Ali Nugraha, kalian bisa memanggilku ai, sekarang aku adalah anak kelas 9 di Sekolah Sihir

Menengah Pertama Nusa Bangsa, besok adalah hari pertamaku masuk ke kelas 9, aku akan menceritakan

kepada kalian apa yang terjadi pada hari itu.

“Ai, Aii!, Ali Nugraha!, bangun!” Teriak ibuku dari luar kamar.

“Iya Bu!” Kataku dari dalam kamarku

Aku pun melihat ke jam, jam menunjukkan pukul 04:00, aku pun teringat bahwa aku minta ke ibuku

untuk dibangun pagi-pagi agar nanti di sekolah aku bisa mendapatkan meja yang strategis yaitu meja deretan

belakang.

Singkat cerita aku pun pergi ke sekolah dengan sepedaku, di sepanjang aku memikirkan banyak

pertanyaan seperti siapa teman-teman sekelasku, siapa wali kelas ku dan masih banyak lagi pertanyaan yang

muncul di kepalaku.

Aku pun sampai disekolah, aku meletakkan sepedaku, aku berjalan menuju kelas baruku yaitu kelas

9A, sebelumnya aku sempat terkejut karna kelas A adalah kelas yang unggul.

Sebelum sampai dikelas aku berharap mendapatkan meja deretan belakang, aku pun sampai di depan

kelasku.

“Wah kelas unggul, kira-kira gimana ya rasanya di kelas unggul ini, hihihi.” kata ku di dalam pikiran

aku

Aku masuk ke dalam kelas, aku melihat kursi deretan belakang.

“Apa? Sudah penuh? Sudahlah usahaku bangun pagi-pagi ternyata sia-sia”

Dengan perasaan kecewa aku pun memilih duduk di tepi barisan ke dua dari depan. Tak lama aku

duduk kelas telah dipenuhi oleh orang-orang, aku pun melihat ke sekitar dan ternyata aku melihat teman

sekelasku yang bernama Atma.

“Eh Atma!”

“Eh ada Ai, kita sekelas lagi ya, udah dua tahun kita sekelas,”

“Iya juga ya, kamu ga bosan kah kita sekelas mulu? Kalo aku sih bosan,”

“Heh bilang apa tadi ha?”

“Eh enga, tadi tu cuman canda hehehe.”

Aku juga melihat teman sekelasku dulu namanya Stella.

“Eh Ai liat tuh, ada Stella, kebetulan sekelas sama orang yang disukai.”

“Eh apasih mana ada aku suka sama Stella,”

“Alah boong kalo suka katain aja deh,”

“Eh mana ada,”

Begitulah gurau kami di awal kelas 9 ini. Dijadwal seharusnya wali kelas akan masuk pada pukul

07:00 tetapi sudah pukul 07:30 wali kelasku belum juga masuk ke dalam kelas.

“Heh ada guru!” Teriak Atma dari pintu kelas

Seketika kami semua pun berhamburan ke kursi masing-masing, dari luar terdengar langkah kaki

terburu buru semakin dekat.

Langkah kaki itu pun akhirnya menghantarkan seorang pria.

“Selamat pagi! Saya adalah wali kelas kalian, aku adalah Profesor Toroto, kalian bisa memanggilku

Profesor Toro”

“Oke, aku akan meninggalkan kalian di kelas, dan aku akan menilai kalian, penilaiannya dimulai

dari sekarang, dadaa, oh iya jangan mati!”

“Jangan mati? Maksudnya apa ya Atma?”

“Ha? Ga tau.”

Aku merasakan rasa kantuk yang sangat hebat, aku pun melihat ke sekitar dan ternyata semua orang

telah tertidur, aku pun tidak bisa menahan kantuk itu dan akhirnya aku tertidur.

“Ai bangun Ai,” Suara Atma yang sedang membangunkan ku.

Aku terbangun ditempat yang tidak aku ketahui, aku telah memakai astronot, di sini ada semua orang

di kelasku tadi, mereka semua duduk memutari sebuah meja.

“Heh Atma! Kita dimana?” Tanyaku kepada Atma.

“Tuh liat kesana.” Atma menunjuk ke sebuah monitor.

“Aku alis dari bumi, kalian sekarang ada di dalam kapal luar angkasa yang sedang menuju ke sebuah

planet, jadi kalian memiliki misi untuk meneliti planet tersebut, masing-masing dari kalian akan diberikan

tugas, tugas tersebut dapat kalian lihat di gadget yang ada di baju kalian, untuk informasi kapal ini kalian

juga bisa melihatnya di gadget kalian, jika penelitian sudah selesai kembalilah kebumi, jika ada pertanyaan

hubungi saja aku, terima kasih.”

Kurasa ini adalah penilaian yang dimaksud Profesor. Aku melihat gadgetku di sini tertulis kalian

akan dibagi menjadi dua kelompok, yang pertama kelompok yang bertugas di dalam kapal sebanyak delapan

orang yang kedua ada kelompok yang bertugas di luar kapal yaitu yang meneliti planet dan juga sebanyak

delapan orang.

“Atma kamu dapat kelompok apa?”

“Ha? Aku? Aku dapat, kelompok yang didalam kapal,”

“iya? Sama dong sama aku,”

“Ooh ga nanya.”

Aku pun terdiam sejenak.

“Lama lama aku pukul pula ni orang.”

Akhirnya kapal pun sampai di planet, orang-orang melakukan tugasnya masing-masing.

“Eh Atma kita ada tugas,”

“Apa?”

“Kita harus memberitahu Alis bahwasanya kita sudah sampai di planet ini,”

“Ooh okelah ayo kita kesana,”

“Ayok!”

Aku dan Atma pergi ke ruang kendali, di ruangan tersebut ada alat transmisi, monitor CCTV, dan

kendali atas kapal ini, aku pun menghubungi Alis sedangkan Atma malah melihat lihat monitor CCTV.

“Halo Alis, kamu sudah sampai,”

“Halo Ai, ooh kalian sudah sampai, baguslah sekarang biarkan petugas peneliti melakukan tugas

mereka,"

“Baiklah,”

Tiba-tiba Atma berkata kepada.

“Ai! Lihat! Makhluk itu membunuh orang-orang”

“Apa? Itu makhluk apa?”

“Ai, cepat beritahu Alis!”

Aku pun pergi menghubungi Alis.

“Alis! Lihatlah apa yang kamu temukan!” Alis melihat apa yang kamu temukan.

“Makhluk itu? Ai cepat tutup pintu kapal dan beritahu ke semua orang agar masuk kedalam kapal ,

misi kalian dibatalkan, dan cepat kembali ke bumi”

“Baik!”

Aku pun pergi untuk berbicara ke mikrofon.

“Semua orang yang berada di luar kapal cepat masuk ke dalam kapal! Kita akan kembali kebumi

secepatnya!”

“Eh tunggu Alis, bagaimana jika masih ada orang yang di luar kapal?”

“Tidak! Makhluk itu sangat berbahaya, sebaiknya kita tidak ambil risiko”

“Alis, Ai Lihat!” Kata Atma kepada kami.

“Ada yang selamat,”

“Benar, tetapi tunggu, hanya dua orang?”

“Ai!”

“I,iya Alis?”

“Beritahu kepada semua orang apa yang terjadi, aku akan mengirim kepadamu data tentang mak...”

Sambungan ke bumi tiba-tiba terputus.

“Alis? Alis!”

“Atma! Cepat tutup pintu kapal!”

Aku pun panik dan mencoba berkali-kali tetapi hasilnya nihil.

“Tenang Ai, tenang,” Kata Atma

“iya Atma, sekarang kita harus memberitahu yang lain tentang apa yang terjadi,”

Secara otomatis kapal pun bergerak untuk meninggalkan planet itu dan menuju bumi.

Aku pun memanggil semua orang untuk berkumpul di titik kumpul kapal, aku dan Atma pergi

menuju titik kumpul.

Ketika kami tiba orang-orang telah berkumpul dan ricuh membahas apa yang telah terjadi, aku

melihat sekarang hanya ada sepuluh orang di kapal.

“Teman-teman, ayo berkumpul!” Suara Atma membuat orang-orang terdiam.

“Temanku akan menjelaskan apa yang telah terjadi.”

“Aku?” bisikku dari belakang Atma.

“Ayo cepat jelaskan!”

“Baiklah,”

Aku berdiri ke hadapan semua orang.

“Jadi misi kita dibatalkan, dan kita sekarang sedang menuju ke bumi.”

“Aku Stella ingin bertanya, kenapa misi kita dibatalkan?”

“Jadi orang yang bertugas untuk meneliti telah diserang oleh sebuah makhluk, enam orang mati dan

hanya ada dua orang yang selamat.”

Semua orang sontak terkejut.

“Bumi telah tahu akan hal ini, mereka akan mengirim data tentang makhluk tersebut tetapi kontak

kebumi tiba-tiba terputus,”

Tiba-tiba aku mendapatkan informasi tentang makhluk tersebut dari Alis.

“Eh tunggu, aku baru mendapatkan informasi tentang makhluk tersebut, Makhluk itu adalah Mimik,

mereka adalah makhluk yang dapat berubah menjadi orang yang telah dia bunuh,”

Tiba-tiba seorang perempuan mengambil alih pembicaraan.

“Sesuai jadwal sekarang adalah waktu untuk beristirahat, mari kita lanjutkan diskusi kita setelah kita

beristirahat.”

Orang-orang sepakat untuk melanjutkan diskusi setelah beristirahat, orang-orang pergi ke kamarnya

masing-masing.

Ruang kamar dibagi menjadi dua, Kamar barat dan kamar timur, kamar barat berisi Sari, Zaffar, Aila,

Iryas dan Maki, di kamar timur berisi aku, Atma ,Stella, Sadik, Dan Manisa, aku pun mencoba untuk tidur,

tiba-tiba aku terbangun karna alarm keadaan darurat berbunyi, kami pun pergi menuju titik kumpul.

Orang-orang telah berkumpul di titik kumpul, seorang perempuan membuka pembicaraan.

“Maaf mengganggu kalian, aku Naila, aku menemui mayat Sari, Zaffar dan Aila di ruang kamar

barat!”

Sontak semua orang terkejut.

“Jangan-jangan yang membunuh adalah Mimik?” kata Atma.

“Tunggu berarti di antara kita ada Mimik?” Kataku.

“Kemungkinan terbesar Mimiknya adalah orang yang selamat dari penyerangan di planet,” Ucap

Stella.

“Kemungkinan iya, siapa saja orang yang selamat ?” Ucapku kepada semua orang.

“Aku Maki dan Aila.” Ujar Maki

“Berarti sudah jelas Maki adalah Mimik!” Kata Atma.

“Tidak! Aku Bukan Mimik! Selama istirahat aku berada di kamar kecil!”

“Alah bohong!”

“Itu benar!” Ujar Naila.

“Aku juga di kamar kecil selama istirahat, dan kami pergi bersama sama ke titik kumpul.”

Stella pun pergi meninggalkan diskusi. Kami pun berdebat atas siapa yang membunuh orang-orang

di kamar barat.

“Iryas kamu kemana ha?” Ujar Atma.

“Aku? Aku sepanjang istirahat kafetaria”

“Benarkah Hal itu?” Kata Atma.

“Kurasa pembunuhnya adalah Manisa!” Kata Iryas dengan lantang.

“Kenapa kamu pergi ke kamar barat?” Ujar Iryas.

“A,aku? Aku ingin bertemu temanku Aila!”

“Alasan lucu!” Kata Iryas.

Perdebatan itu tidak dapat diselesaikan. Stella pun datang dengan bergegas.

“Diam!” Stella pun menghentikan pembicaraan.

“Manisa Bukanlah pembunuhnya, Pembunuhnya adalah Iryas!”

“Ha? Aku? Hahaha lucu sekali, apa yang membuat mu mengatakaan kalau aku adalah

Pembunuhnya?”

“Hahaha alien bodoh, sejak aku meninggalkan diskusi aku berjalan menuju ruang penyimpanan, Dan

di sana aku menemukan,”

“Mayat,”

“Mayat? Mayat siapa lagi?” Ujar Atma.

“Mayat Iryas,”

Semua orang sontak mengatakan.

“Iryas?”

“Lalu Iryas Ini adalah Mimik?” Ujarku.

“Hey alien mengakulah!” Ujar Atma.

“Hahaha, Hahaha!”

“Aneh malah ketawa!” Ujar Atma.

“Selamat kalian berhasil dalam penilaianku!”

Tiba-tiba aku pun terbangun di kelas, semua orang juga terlihat baru terbangun.

“Selamat kalian telah aku nilai!” Ujar Professor Toro dengan semangat.

“Jadi akulah yang membuat kalian bermimpi, di mimpi tersebut aku telah menilai kalian semua,

Selamat ya untuk semua orang yang selamat!”

Kami satu kelas pun sontak berkata.

“Itu semua hanyalah mimpi?”

“Hahahaha, kami sekelas pun tertawa.”

Ya begitulah ceritaku di awal kelas 9, professor memang hebat, dadaa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun