Tata memperhatikan gambar segitiga sama kaki itu dengan lebih teliti. Bentuknya seperti gunung yang tidak begitu lancip. Pada sisi miring yang sebelah kanan ada tulisan 30 cm. Tata tahu bahwa sisi miring yang sebelah kiri juga sama panjangnya.
Sudah tiga kali Tata membaca contoh soal menghitung luas segitiga dan pembahasannya. Tata belum menyerah. Mata Tata mulai terasa perih. Tata memejamkan mata agak lama. Kedua jempol tangannya ditempelkan di tengah dahi. Tata mulai melamun.
Tata membayangkan acara pelepasan kelas enam sudah tiba. Pagi-pagi sekali Tata sudah diantar ibu ke salon untuk dirias. Seperti murid-murid kelas 6 yang lain, Tata juga memakai kebaya putih dan jarit putih.Â
Bando berbentuk mahkota kecil diatas kepala membuat Tata terlihat lebih cantik. Tata tersenyum senang ketika mendengar namanya disebut oleh pembawa acara.
"Selanjutnya kami mohon naik ke atas panggung. Inilah dia lulusan terbaik tahun ini. Dia adalah adalah ananda Talita Qonita. Rata-rata nilai ujian akhir Talita Qonita adalah 99. Sungguh luar biasa. Mari kita beri tepuk tangan yang sangat meriah."
Tata berjalan bangga diiringi gemuruh tepuk tangan.
"Tata ...." Suara ibu menyadarkan Tata dari lamunannya.
"Tata... Tolong belikan kancing baju di toko Berkah." Ibu sengaja minta tolong Tata. Ibu semakin khawatir karena Tata terlihat terlalu serius. Ibu tentu senang kalau Tata jadi bintang pelajar. Tapi Ibu tidak mau Tata jadi tertekan atau malah stres. Ibu berharap, dengan berjalan kaki ke toko, pikiran Tata bisa istirahat sebentar.
Sebenarnya Tata merasa malas. Tapi Tata teringat kalau kancing baju seragamnya memang ada yang lepas dan hilang. Jadi, terpaksa Tata berdiri meninggalkan buku Matematikanya.
Sepanjang perjalanan menuju toko, Tata masih memikirkan bagaimana menghitung cara menghitung luas segitiga sama kaki. Saat perjalanan pulang dari toko, Tata sudah berencana bertanya pada Dafa.Â
Dafa adalah teman kelasnya yang selalu juara satu. Setelah menyerahkan kancing baju kepada ibu, Tata kembali melihat buku matematikanya.Â