"Contoh untuk memperoleh gambar kita bisa memanfaatkan aplikasi kamera dan pengolah gambar. Bahkan sekarang kita bisa menggambar dengan tulisan. Dengan teknologi Kecerdasan Buatan, komputer dapat kita perintah untuk membuat gambar sesuai perintah yang kita tulis. Bagaimana? Semakin bingung?"
Semua diam tapi tidak lama kemudian Yoga tertawa dan diikuti teman-temannya.
"Dari pada bingung, mari kita mulai praktek saja!"
Pak Udin pun mulai mencontohkan cara membuat game menangkap tikus.
"Sementara kita gunakan gambar tikus yang sudah ada saja. Gambar tikus ini akan bergerak secara acak bila kita menekan tombol mulai. Jadi, kita buat aturan-aturan permainannya ...."
Tidak begitu terasa, tiba-tiba waktu kegiatan ekskul Komputer siang itu sudah selesai. Yoga pun pulang dengan senang. Dalam perjalanan pulang, Yoga mulai mencari ide untuk membuat game yang cocok untuk murid-murid sekolah dasar.
"Aha! Aku punya ide. Aku ingin membuat game petualangan Yoga. Pada level pertama, Yoga harus menangkap semua tikus yang mengganggu petani. Pada level kedua, Yoga mendapat hadiah sebuah sawah. Yoga harus menanam pagi dan menjaganya dari tikus dan wereng. Kalau berhasil Yoga akan naik level ketiga. Pada level ketiga Yoga bisa membeli mesin pertanian berdasarkan hasil panen di level kedua .... "
"Kring-kring!"
Suara bel sepeda di belakangnya membuat Yoga terkejut.
"Aku duluan ya Yog?!" teriak Rian, teman kelas Yoga yang tadi juga ikut ekskul Komputer.
Yoga tidak menyangka kalau Rian sudah lama ikut ekskul Komputer. Setahu Yoga, Rian tidak punya HP dan komputer. Tapi tadi Yoga melihat, Rian lah yang paling cepat mempraktekkan tugas latihan membuat game menangkap tikus. Rian adalah murid yang rumahnya paling jauh. Tapi dia selalu berangkat paling pagi.