Mohon tunggu...
Faiq Aminuddin
Faiq Aminuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru

pelayan pelajar Irsyaduth Thullab dan penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yoga sang Gamer

14 Oktober 2024   21:10 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai pesan kakak-kakak Karang Taruna yang jadi panitia lomba, mereka berkumpul di dekat panggung ketoprak.

"Selamat malam, Sabana!" Teriak kak Andi di tengah-tengah panggung ketoprak.

"Sebelum pertunjukan ketoprak dimulai, ijin kami menyampaikan pengumuman pemenang lomba 17an sekaligus penyerahan hadiah. Untuk mempersingkat waktu, nama-nama juara yang kami sebut, mohon nanti segera naik ke atas panggung untuk menerima hadiah berupa piala dan uang pembinaan ...."

Satu persatu teman-teman Yoga disebut namanya, naik ke atas panggung, menerima hadiah dan foto bersama Ibu kepala desa.

"Dan yang terakhir... Menurut saya ini yang paling istimewa. Tahun ini ada lomba baru yaitu lomba Game Online untuk remaja dan anak-anak. Juaranya adalah adik Yoga Adi Putra. Mari kita beri tepuk yang sangat meriah. Kepada adik Yoga kami persilahkan naik ke atas panggung. Dan sekali lagi, kepada yang terhormat bapak kepala desa, dimohon berkenan menerimakan hadiah."

Yoga pun segera naik ke atas panggung sambil tersenyum malu tapi bangga. Langkah agak terburu-buru. Para penonton tiba-tiba tertawa karena badan Yoga yang gemuk menyenggol meja tempat memajang piala sampai roboh. Untung saja pialanya sudah diambil kakak panitia.

"Payah... payah! Juara main game kok diberi hadiah."

"Tidak ada lomba saja anak-anak sudah kecanduan game. Ini kok malah dilombakan?"

Teriakan-teriakan itu membuat pak kepala desa terkejut dan tidak jadi menerimakan piala kepada Yoga. Kepala desa minta mikropon dan mencoba menenangkan para penonton yang mulai berisik dan menghina Yoga. Kakak-kakak karang taruna pun segera membawa Yoga dan pialanya ke belakang panggung karena beberapa penonton melemparkan botol minuman ke panggung.

Kegembiraan Yoga tiba-tiba hilang. Yoga malah merasa sebagai orang yang salah. Bukan juara yang dibanggakan tapi juara yang memalukan. Di dalam hati, Yoga bertanya-tanya, "Apa sih salahnya bermain game? Game online kan juga permainan seperti catur dan tarik tambang. Mengapa tidak boleh dilombakan?"

Piala dan hadiah yang diberikan panitia tidak bisa menahan air mata Yoga yang membasahi pipinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun