Fokus penemuan kasus
Jumlah kasus hilang TBC yang sangat besar merupakan tantangan bagi program, kegagalan dalam menangani kasus hilang diyakini sebagai kegagalan program penanggulangan TBC, sehingga diperlukan upaya yang fokus untuk mengatasinya.
Penanggulangan TBC tidak dapat dilakukan hanya oleh pihak pemerintah saja, perlu melibatkan semua komponen yang terkait, baik swasta; pemerintah dan masyarakat, dalam bentuk public private mix (PPM). Kementerian kesehatan sedang gencar menerapkan PPM berbasis kabupaten/kota (district base PPM), karena otonomi daerah dan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) berada di kabupaten/kota. Dibutuhkan unit manajemen untuk mengelola PPM, dari sisi jejaring sistem rujukan, koordinasi, komunikasi, melalui perencanaan, penerapan, monitoring dan evaluasi yang baik.
Puskesmas menjadi komponen yang sangat penting dalam PPM, sebagai ujung tombak unit pelaksana teknis terdepan dinas kesehatan, puskesmas berperan dalam mewujudkan kecamatan sehat tentunya "bebas TBC". Puskesmas berhadapan langsung dengan komponen penyelenggara layanan kesehatan lainnya baik milik publik maupun privat dan organisasi sipil kemasyarakatan peduli TBC (CSO, civil society organization), CSO berperan sangat penting dalam menindaklanjuti notifikasi kasus untuk penemuan kasus lainnya, sebagai penyuluh maupun pendamping minum obat (PMO).
Penemuan kasus TBC merupakan kegiatan yang berada lebih ke hilir, karena kasus sudah menjadi terduga maupun penderita TBC. Upaya lebih ke hulu dengan promosi dan pencegahan perlu senantiasa ditingkatkan (telah dibahas pada artikel sebelumnya), alat pendukung promotif seperti leaflet, spanduk termasuk masker perlu disediakan dilapangan, untuk mempermudah masyarakat yang ingin berpartisipasi.
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Di era teknologi informasi dan digitalisasi, banyak masalah dapat diselesaikan melalui inovasi menggunakan aplikasi (contoh transportasi online). Kini telah ada wifi TB yang bisa di download di telepon genggam, diperkenalkan oleh Menteri  Kesehatan saat merayakan Hari TBC Sedunia awal tahun 2017, sebagai upaya menurunkan angka kasus tidak terlaporkan.
Unit manajemen PPM membutuhkan pemetaan (mapping) fasilitas pelayanan kesehatan dan CSO yang ada diwilayahnya, sebagai data untuk merancang sistem jejaring rujukan yang rasional (rational referral system), sehingga penerapannya akan lebih efektif, efisien dan dapat diandalkan. Contoh jejaring yang perlu dibuat adalah jejaring rujukan pemeriksaan dahak ke laboratorium (sputum transport), jejaring rujukan pasien antar fasyankes, bila memungkinkan dapat dibuat jejaring rujukan sampai ketingkat kader atau CSO. Pemerintah pusat maupun daerah perlu mendukung upaya membuat Inovasi aplikasi dan penerapannya.
Yang perlu diperhatikan
Bila kita mencermati masih tingginya kasus TBC yang hilang, ada dua komponen yang perlu memperoleh perhatian, pertama adalah komponen masyarakat dan komponen yang terlibat dalam program penanggulangan TBC.
Komponen masyarakat perlu disadari akan konsekuensi yang bakal ditimbulkan bila ada penderita TBC disekitar mereka, sehingga mereka mau turut berperan serta membantu penemuan kasus secara aktif, Â dalam hal ini sosialisasi perlu ditingkatkan.