Mohon tunggu...
Fahrul Rozi
Fahrul Rozi Mohon Tunggu... Penulis - Saya adalah seorang pembelajar yang ingin tahu banyak hal

Aku berkarya maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Penyebab Valid dan Solusi Jitu dalam Mengatasi Krisis Ekonomi di Indonesia

13 April 2020   14:26 Diperbarui: 13 April 2020   14:37 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, pentingnya hukuman bagi pihak-pihak yang merugikan dan tidak melakukan langkah kemanusiaan, adalah pilihan tepat untuk menanggulangi masalah ekonomi berupa harga masker yang membumbung tinggi karena kelangkaan.

Selain itu BI seharusnya memberikan semacam arahan kepada masyarakat untuk hidup secara sederhana, maksudnya adalah tidak berlebihan menggunakan uang, seperlunya saja.

Sederhana tidak berarti miskin, namun pihak-pihak yang memiliki kekayaan semestinya dapat memanfaatkan uangnya atau asetnya agar produktif dan bermanfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi keadaan sekarang ini yang juga merupakan suatu masalah dan PR negara ini. Sehingga dengan hidup sederhana diharapkan agar kesejahteraan sosial dapat mudah dicapai.

Penulis sendiri merasa jika masing-masing individu Indonesia sadar akan kemanusiaan, kebersihan lingkungan (PHBS), gender equality, dan hal-hal kemanusiaan lainnya tentu akan mudah dalam membuat ekonomi kita menjadi stabil, bahkan hal ini nantinya akan berdampak terhadap pendapatan perkapita dan berpotensi untuk surplus.

Tidak perlu sibuk dengan teori-teori ekonomi yang membingungkan namun tak menjangkau esensi, sederhana saja namun terbukti, itulah kiranya yang penulis sampaikan kepada pihak BI.

Sebelum itu, penulis sendiri mengapresiasi pihak BI yang memberikan kredit kepada para calon pengusaha dengan aturan-aturan lingkungan seperti sustainable development, kemudian masalah yang menyinggung hal lainnya.

Penulis juga berharap BI terus menggalakkan hal ini, jika perlu wajib bagi sang pemohon untuk menanam pohon untuk menangani kerusakan lingkungan yang sekarang bukan hanya menjadi masalah nasional, namun bahkan internasional. 

Untuk partai yang dapat dicap "oligarkhi" semestinya berkaca diri. Maksudnya adalah, tujuan partai sebenarnya apa? Mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya atau mencerdaskan kehidupan berdemokrasi?

Saat ini KPU sendiri hanya sibuk dalam urusan teknis seperti persiapan kotak suara, kertas suara, dan hal teknis lainnya. Namun KPU lupa tugas esensinya yaitu mencerdaskan kehidupan berdemokrasi. Sehingga penulis juga hendak memberi saran kepada partai oligarkhi agar sadar dan mari bersama-sama untuk meningkatkan kecerdasan dalam berdemokrasi. Karena hal ini juga berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi. 

Terakhir, adanya rasa malas, plagiasi, hoaks, panik, gelisah, cemas, marah-marah adalah patologi sosial yang nyata hari ini. Masyarakat kita ini masih rendah terhadap minat membaca, sehingga yang terjadi adalah malasnya berpikir yang bermuara pada plagiasi. Sehingga masyarakat yang seharusnya memproduksi pengetahuan, justru membuat klaim atas pengetahuan yang sebenarnya tak memberikan kontribusi apapun.

Fahrul Rozi
Mahasiswa Jurusan Filsafat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun