d. Langit-langit lunak (soft palate, velum )
Dalam keadaan bernafas normal maka langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menurun, sehingga udara dapat keluar masuk melalui rongga hidung. Dalam kebanhakan pembentukan bunyi bahasa, yaitu bunyi non-nasal, atau pada waktu kita menguap, langit-langit lunak beserta anak tekaknya terangkat ke atas menutup rongga hidung.
e. Langit-langit keras (hard palate, palatum)
Langit-langit keras merupakan susunan bertulang. Pada bagian depan mulai langit-langit melengkung cekung ke atas dan bagian belakang berakhir dengan bagian yang terasa lunak bila diraba. Dalam pembentukan bunyi bahasa langit-langit keras ini sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujunng lidah atau tengah lidah.
f. Gusi dalam (alveola, alveolum)
Gusi dalam (gusi belakang, ceruk gigi, lengkung kaki gigi, lekuk gigi) adalah bagian gusi tempat letak akar gigi depan atas bagian belakang, terletak tepat di atas serta di belakang gigi yang melengkunng ke dalam menghadap lidah. Dalam pembentukan bunyi bahasa gusi ini sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah.
Gigi ( teeth, denta)
g. Gigi terbagi menjadi dua, yaitu gigi bawah dan atas. Walapun gigi bawah dapat digerakkan ke bawah dan ke atas namun namun dalam pembentukan bunyi bahasa tidak banyak berperan, hanya bersifat membantus saja. Yang berfungsi penuh sebagai artikulator atau dasar artikulasi adalah gigi atas bekerja sama dengan bibir bawah atau ujung lidah.
Baca juga: Konsep Dasar Fonologi
h. Bibir (lip, labia)
Bibir terbagi menjadi dua, yaitu bibir bawah dan bibir atas. Fungsi pokok kedua bibir adalah sebagai pintu penjaga rongga mulut. Dalam pembentukan bunyi bahasa bibir atas adalah sebagai artikulator pasif bekerja sama dengan bibir bawah sebagai artikulator aktifnya. Dapat juga bibir bawah sebagai artikulator aktif itu bekerja sama dengan gigi atas, hasilnya ialah bunyi labio-dental.