Mohon tunggu...
Fahrul Muhammad
Fahrul Muhammad Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemuda

Seorang pemimpi yang hanya ingin bahagia. Kadang suka nulis juga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menguji Literasi Orang Indonesia di Tengah Pandemi

5 April 2020   20:30 Diperbarui: 6 April 2020   08:12 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kejadian ini menunjukkan rendahnya kemampuan literasi masyarakat. Kesalahan masyarakat dalam menerima informasi dan berita tentang COVID-19 yang tidak sempurna menjadikan perilaku sebagian masyarakat melakukan belanja berlebihan untuk tujuan menimbun barang atau panic buying.

Dampaknya akan terjadi kelangkaan barang-barang dan harga barang menjadi meroket, seperti kesulitan mencari masker, hand sanitizer, tisu toilet, dan berbagai kebutuhan dasar sembako.

Selain itu, beredar di sebagian masyarakat bahwa jamu tradisional dapat menyembuhkan COVID-19, untuk orang yang percaya pastilah akan memborong rempah-rempah.  Hal ini pasti berdampak pada harga rempah-rempah yang tiba-tiba menjadi mahal, karena rempah-rempah merupakan bahan dasar membuat jamu tradisional, seperti jahe merah, kunyit, temulawak, kencur, dan sebagainya.

Memang tidak ada salahnya mencoba, seperti kata orang dahulu "adanya ikhtiar sebelum tawakkal", tetapi hal tersebut tetap salah karena tidak ada kajian ilmiah tentang jamu tradisional yang dapat menyembuhkan COVID-19.

Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan pemerintah tahun 2017 lalu pun bukan hanya sekedar kemampuan dalam membaca dan menulis, tetapi juga memahami maksud bacaan dan menambah pengetahuan, serta meningkatkan ketrampilan dan kemampuan yang dapat membuat masyarakat memiliki kemampuan berfikir kritis dan selektif dalam menerima informasi.

Esensi dan tujuan gerakan literasi adalah menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di masyarakat, serta dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dengan cara membaca segala macam informasi yang bermanfaat.

Sekarang ini lah momentum terbaik untuk menguji kemampuan literasi masyarakat dengan melakukan seleksi dan mem-filter segala informasi terbaru tentang COVID-19 sebagai wabah yang membahayakan.

Masyarakat jangan menelan mentah-mentah informasi yang datang dari media sosial, masyarakat wajib melakukan konfirmasi lebih (tabayyun) terhadap berita yang diterima agar tidak terjebak pada informasi hoax. 

Masyarakat harus terus menerus memperbaharui (update) data dan informasi COVID-19 dari sumber yang kredibel, yaitu dari para ahli yang menangani Pandemi ini atau situs resmi penangganan COVID-19.

Kematangan dan kemampuan literasi akan menjadikan masyarakat tidak mudah panik dalam mengahadapi hujan informasi COVID-19. 

Membaca adalah melawan, dengan banyak membaca kita tidak akan mudah panik dan resah akan kabar yang beredar tentang COVID-19. Selain itu kita dapat melawan penyebaran yang masif dari wabah COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun