Mohon tunggu...
Fahrul Bagenda
Fahrul Bagenda Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance

Memberi Fakta Secara Akurat dan Terpercaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bonus Demografi: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Melalui Pemberdayaan Masyarakat

16 Januari 2025   11:02 Diperbarui: 16 Januari 2025   11:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Bonus Demografi, jnews) 

Bonus demografi merupakan fenomena demografi yang terjadi ketika proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) meningkat secara signifikan. Indonesia mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2035. Artikel ini membahas potensi bonus demografi dalam pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan masyarakat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) digunakan untuk menganalisis dampak bonus demografi.

Kemiskinan ekstrem merupakan salah satu masalah sosial yang masih persisten di Indonesia. Berdasarkan data BPS (2022), jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,54 juta orang. Bonus demografi dapat menjadi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis mendalam tentang potensi dan strategi pemberdayaan masyarakat.

Latar Belakang

Bonus demografi terjadi ketika proporsi penduduk usia produktif meningkat, sedangkan proporsi penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) menurun. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDB. Indonesia mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2035, dengan proporsi penduduk usia produktif mencapai 68,5% dari total penduduk (BPS, 2022). Fenomena ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.

Potensi Bonus Demografi

1. Peningkatan Produktivitas: Meningkatnya jumlah tenaga kerja terdidik dan terampil dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi. Hal ini dapat dicapai melalui investasi dalam pendidikan dan pelatihan vokasional.

2. Pertumbuhan Ekonomi: Kontribusi penduduk usia produktif terhadap PDB dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Data BPS (2022) menunjukkan bahwa kontribusi penduduk usia produktif terhadap PDB mencapai 70,3%.

3. Pengurangan Kemiskinan: Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan dan kesempatan kerja dapat mengurangi kemiskinan. Program-program pemberdayaan masyarakat seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) telah menunjukkan hasil yang positif.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat

1. Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan vokasional untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan institusi pendidikan dan industri.

2. Kesempatan Kerja: Membuat kesempatan kerja yang layak dan berkelanjutan, terutama di sektor formal. Program-program seperti Program Pembangunan Infrastruktur dan Program Pembangunan Industri dapat menciptakan kesempatan kerja.

3. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Meningkatkan dukungan untuk pengembangan UKM melalui program-program seperti Program Pembangunan UKM dan Program Pemberdayaan UKM.

4. Pengembangan Infrastruktur: Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilakukan melalui investasi dalam infrastruktur transportasi, energi dan komunikasi.

Dampak Bonus Demografi

1. Pengurangan Kemiskinan: Data BPS (2022) menunjukkan bahwa kemiskinan ekstrem berkurang dari 10,9% pada tahun 2010 menjadi 4,71% pada tahun 2022.

2. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari 5,0% pada tahun 2010 menjadi 5,3% pada tahun 2022 (BPS, 2022).

3. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM): IPM Indonesia meningkat dari 68,9 pada tahun 2010 menjadi 72,0 pada tahun 2022 (UNDP

4. Peningkatan Kualitas Hidup: Meningkatnya pendapatan dan kesempatan kerja dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Data BPS (2022) menunjukkan bahwa indeks kualitas hidup meningkat dari 65,9 pada tahun 2010 menjadi 71,1 pada tahun 2022.

Tantangan dan Risiko

1. Ketergantungan pada Sektor Formal: Ketergantungan pada sektor formal dapat meningkatkan risiko pengangguran.

2. Kualitas Pendidikan: Kualitas pendidikan yang rendah dapat mengurangi kemampuan tenaga kerja.

3. Kesetaraan Gender: Perbedaan kesempatan kerja antara laki-laki dan perempuan dapat mengurangi potensi bonus demografi.

Solusi

1. Peningkatan Kualitas Pendidikan: Meningkatkan kualitas pendidikan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja.

2. Pengembangan Sektor Informal: Mengembangkan sektor informal untuk meningkatkan kesempatan kerja.

3. Kebijakan Kesetaraan Gender: Menerapkan kebijakan kesetaraan gender untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi perempuan.

Kesimpulan

Bonus demografi merupakan kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan masyarakat. Strategi pemberdayaan masyarakat yang efektif dapat meningkatkan produktivitas, pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang terkoordinasi untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal.

Referensi:

1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2022). Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2035.

2. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (2022). World Population Prospects 2022.

3. United Nations Development Programme (UNDP). (2022). Human Development Index 2022.

4. Kementerian PPN/Bappenas. (2022). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun