Mohon tunggu...
Fahrul RizkiPrayogo
Fahrul RizkiPrayogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis supaya tetap produktif

Seorang mahasiswa yang ingin menjadi Aparatur Sipil Negara.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Penataan Bus Transjakarta guna Mewujudkan Mobilitas Cerdas

8 September 2021   20:26 Diperbarui: 8 September 2021   20:41 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penambahan rute dan koridor bertujuan agar jangkauan operasional Bus Transjakarta semakin banyak. Hal ini bisa berdampak semakin dekatnya halte atau tempat pemberhentian Bus Transjakarta dengan tempat tinggal penggunanya. 

Jakarta bisa mencontoh Kota Bogota, Kolombia, di mana kota tersebut menargetkan 85% dari total penduduknya memiliki akses paling jauh  adalah 500 meter dari rute BRT yang mereka miliki (Trans Milenio). Hasilnya, kantong-kantong pemukiman di pinggiran kota terlayani dengan baik oleh Trans Milenio. 

Untuk mewujdukan hal tersebut, tentu membutuhkan dukungan dari tata guna lahan. Bentuk dukungan yang penting di sini adalah pemberian izin tata guna lahan yang mendukung fungsi stasiun sebagai titik transfer dan pengembangan BRT. Perumahan skala besar sedapat mungkin terhubung dengan pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pusat aktivitas besar lainnya.

Selanjutnya, dalam mewujudkan mobilitas cerdas (smart mobility), tak bisa dilepaskan dari sistem pembayaran yang mesti disesuaikan dengan perkembangan zaman. 

Sebelum tahun 2013, tiket Bus Transjakarta yang seharga Rp 3.500 dibeli dengan uang tunai. Uang tunai tersebut ditukarkan dengan tiket agar pengguna bisa masuk ke dalam bus. Karena dirasa tidak efisien, PT Transjakarta pun menggantinya dengan kartu elektronik. Sehingga pembayaran untuk menaiki Bus Transjakarta dilakukan secara cash-less. 

Kartu elektronik tersebut merupakan kartu debit dari berbagai bank yang ada di Indonesia. Berubahnya metode pembayaran untuk pembelian tiket Bus Transjakarta sangat bermanfaat karena pengguna tak perlu repot lagi membawa uang tunai untuk membeli tiket, juga tak perlu repot menunggu kembalian jika uang yang diberikan kepada petugas loket lebih dari Rp 3.500. Sehiingga pembayaran pun semakin efisien dan praktis.

Kemudian, penataan Bus Transjakarta yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah dengan mengintegrasikan Bus Transjakarta dengan moda transportasi lainnya. 

Di masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, ia meluncurkan kartu Jak Lingko. Jak Lingko adalah sebuah sistem transportasi publik yang mengintegrasikan rute, manajemen, dan pembayaran. Integrasi tersebut menghubungkan antara bus kecil (mikrolet), bus sedang, dan bus besar (Bus Transjakarta). 

Mikrolet atau jika sudah bergabung dengan Jak Lingko berubah nama menjadi Mikrotrans, merupakan salah satu moda transportasi yang terintegrasi dengan Bus Transjakarta. 

Seperti yang sudah disebutkan bahwa integrasi tersebut mencakup manajemen, rute, serta pembayaran. Dari segi rute, trayek dari Mikrotrans kebanyakan berakhir di halte Bus Trasnjakarta. 

Untuk segi pembayaran, pembayaran Mikrotrans menggunakan kartu Jak Lingko (tapping). Kartu Jak Lingko tersebut juga bisa digunakan untuk tap-in  atau tap-out  di halte Bus Transjakarta. Terakhir, ialah integrasi manajemen. Bus Transjakarta dan Mikrotrans sama-sama dikelola atau dimiliki oleh PT Transportasi Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun