Mohon tunggu...
Fahriza Femenia
Fahriza Femenia Mohon Tunggu... Guru - Tempat kamu bisa cari tau banyak ilmu

Belajar bareng yuk!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Evaluasi Pembelajaran PAUD dengan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi

1 November 2021   02:48 Diperbarui: 1 November 2021   03:13 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan Evaluasi Pembelajaran PAUD dengan Sekolah penyelenggara Pendidikan Inklusi

Terdapat dua hal yang berbeda mengenai konsep pembelajaran yang akan penulis bahas, yakni mengenai pembelajaran PAUD dengan pembelajaran pendidikan inklusi. 

Pada pembelajaran PAUD pada dasarnya pengkondisian atau penciptaan lingkungan dan pemberian pengalaman tertentu untuk anak dapat berubah. dengan begitu, besar harapan mengenai tumbuh dan berkembang anak secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Di dalamnya diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang dapat menstimulasi anak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan kematangan dan potensinya. 

Berbeda dengan pembelajaran dalam pendidikan inklusi, yang harus mengubah berbagai proses pembelajaran pada umumnya dari yang semula mengajarkan ataupun memberikan materi yang setara kepada semua siswa tanpa mempertimbangkan perbedaan individual, berubah menjadi mengajar setiap anak yang sesuai dengan kebutuhan individualnya namun tetap harus dalam satu kelas yang sama. Yang pada umumnya pada pendidikan PAUD berpusat pada kurikulum, pada pendidikan inklusi justru berpusat pada anak dengan berbagai perubahan-perubahan. Tidak hanya tentang perbedaan kurikulum saja, melainkan mengenai evaluasi pembelajarannya.

Seperti yang kita ketahui masih banyakdan seringkali tertukar dalam memaknai tiga istilah yang sering berhubungan dengan evaluasi. Yaitu tes, pengukuran dan penilaian. Pertama Tes. Menurut Djemari Mardapi(1999) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan . 

Kedua Pengukuran, dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986:14). Karakteristik disini berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. 

Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas daripada tes, yang artinya kita dapat mengukur karakteristik suatu objek menggunakan pengamatan tanpa menggunakan tes. Ketiga Penilaian, Popham (1995:3) mengartikan tentang penilaian atau asesmen dalam pendidikan sebagai sebuah usaha formal untuk menentukan status siswa berkenan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Ke empat Evaluasi, evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya ( Stark  & Thomas, 1994: 12).

Kesimpulannya mengenai pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki sifat hirarki, pengukuran diartikan sebagai kegitan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian (assessment) merupakan kegiatan manfsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai perilaku.

Secara jelas penjabaran mengenai makna pembelajaran dalam PAUD maupun dalam pendidikan inklusi dan makna mengenai evaluasi itu sendiri, dapat dirumuskan mengenai pengertian evaluasi pembelajaran PAUD dan Pendidikan inklusi yaitu penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik yang dilakukan seacara berkala dalam bentuk ujian, praktikum, tugas dan atau pengamatan oleh guru pada lembaga PAUD ataupun pendidikan Inklusi. Meskipun memiliki kesamaan, terdapat hal-hal lain yang menjadi pembeda antara evaluasi pembelajaran pada PAUD dengan evaluasi pembelajaran pada pendidikan inklusi.  Salah satunya adalah teknik evaluasinya.

Teknik evaluasi pembelajaran yang kerap digunakan pada PAUD  diantaranya tes dan non tes yang menggunakan alat atau instrument penilaian seperti catatan anekdot, catatan berkesinambungan, catatan specimen, time sampling record, event smpling record , checklist, kumpulan bukti hasil kemampuan anak, portofolio (kemampuan hasil karya anak).  

Untuk dapat mengetahui maupun mengamati tumbuh kembang dan belajar anak perlu dilakukan melalui pengamatan. Pengamatan dengan pencatatan tidak hanya sekedar mengamati. 

Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada PAUD dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsipnya yaitu berkelanjutan, keseluruhan, obyektif, dan kooperatif . hasil dari evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus menjadi syarat mutlak dalam menyukseskan tujuan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan. Namun dari pelaksaan evaluasi pembelajaran ini juga seringkali memiliki beberapa hambatan yang berasal dari kondisi peserta didik. Dari berbagai macam peserta didik yang juga memiliki kondisi yang berbeda-beda, hal tersebut ada pada sekolah atau pendidikan inklusi.

Pada pendidikan inklusi sistem penilaian yang dilakukan adalah sistem penilaian yang fleksibel. Yang artinya disesuaikan dengan kompetensi semua anak termasuk mereka yang berkebutuhan khusus untuk menilai kompetensi belajar mereka. Terdapat tiga  model kurikulum pada sekolah inklusi yaitum kurikulum umum, kurikulum modifikasi dan kurikulum diindividualisasikan.  Penilaiannya berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk skor, sedangkan kualitatif disajikan secara deskriptif naratif untuk menghindari kekaburan dan mempertegas jenis dan kualitas kompetensi yang lebih dikuasai anak (Fetri Khasanah: 2021, 64).

Tahapan dari evaluasi pembelajaran pada pendidikan inklus dengan mempertimbangkan hal-hal seperti penyesuaian cara, waktu dan isi kurikulum; mengacu kepada hasil asesmen; mempertimbanghkan penggunaan penilaian acuan diri; secara rutin mengkomunikasikan hasilnya kepada orangtua. Berikut beberapa tahapan-tahapannya:

1. proses perencanaan evaluasi pembelajaran ABK

a. Prinsip penilaian anak ABK

1).  ABK ringan menggunakan kurikulum umum dengan penilaian regular                        sepenuhnya.

2). ABK sedang menggunakan kurikulum modifikasi dengan perpaduan penilaian umum dan penilaian individual

3). ABK berat menggunakan kurikulum diindividualisasikan, menggunakan norma penilaian individual yang didasarkan pada tingkat daya serap yang telah ditetapkan sekolah khusus.

b. Teknik penilaian

terdapat 10 yang dapat digunakan pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusi menurut Kustawan (2013: 127):

1). Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menurut jawaban secara tertulis (tes objektif dan uraian)

2). Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan cara mencatat pengamatan terhadap obek tertentu.

3). Tes Kinerja adalah teknik yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

4). Penugasan adalah teknik yang menuntut peserta didik menyelesaikan tugas diluar kegiatan pembelajaran di kelas. Dapat diberikan secara individu atau kelompok berupa tugas rumah.

5). Tes lisan adalah peserta didik melakukan komunikas langsung secara tatap muka dengan guru atau beberapa guru.

6). Penilaian porotofolio adalah penilaian dengan menilai hasilkarya anak dalam bidang tertentu untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi atau kreativitas anak.

7). Jurnal adalah catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan kognitif, afektif, prikomotor pda deskriptif.

8). Inventori adalah skala psikologi yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, emosi, motivasi, hubungan anatra pribadi dan persepsi anak terhadap suatu objek psikologis ysng dilakukan melalui wawancara atau angket.

9). Penilaian diri adalah teknik penilaian ndengan cara meminta anak untuk mengemukakakn kelebihan dan kekurangan dirinya dan beberapa hal.

10). Penilaian antarteman adalah teknik dengan meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temanya dalam hal tertentu.

2. Proses pelaksanaan evaluasi pembelajaran ABK

Proses yang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku disekolah tersebut. jika sekolah menggunakan kurikulum umum maka evaluasi disamakan dengan anak pada umumnya, jika sekolah menggunskn kurikulum modifikasi mka evaluasi disesuaikan dengan kesepakatan sekolah, jika memakai kurikulum diindividualisasikan maka menggunakan tergantung kesepakatan guru dan anak.

3. Bentuk Pelaporan Hasil Pembelajaran ABK

a. Bagi siswa (kurikulum regular penuh) , model laporan menggunakan model raport regular yang sedang berlaku.

b. Bagi siswa (kurikulum dimodifikasi), menggunakan raport regular yang dilengkapi dengan deskripsi(narasi) yang menggambarkan kemajuan belajarnya.

c. Bagi siswa (kurikulum diindividualisasikan) menggunakan raport kuantitatif yang dilengkapi dengan deskripsi yang didasarkan pada kemampuan dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun