"Gapapa asal sudah mecoba saja nanti belajar lagi di rumah ya Verr,silahkan duduk kembali!!" timpas ibu sambil memerhatikan papan.
Akhirnya aku duduk kembali ke bangku dengan berjalan langkah demi langkah. Hufft helaan nafas yang membuatku susah untk berbicarapun keluar. Detik demi detik menit demi menit tidak terasa jam pelajaran matematika berakhir.
Kringg-kringg bell istirahatpun berbunyi siswa dan siswi berhamburan keluar dari kelasnya. Pastinya yang dituju saat itu kantin. Di sekolah Bina Bakti ada kantin yang selalu dipenuhi murid yaitu kantin Warjo karena tidak hanya menyediakan makanan yang berkualitas harganya pun sangat pas di kantong anak sekolah. Aku pergi kesana sendiri ya taulah anak sepertiku tidak akan mempunyai teman, ketika duduk disana geng MADEKIR menghampiri ku.
Brug menggebrak meja kantin "Heh Ver pesenin kita makanan dong laper ga pake lama ya, tresbos aja dah yang ngantri" ucap Maria dengan nada ngegas nya.
"Tttapi aku tidak punya uang inipun hanya ada untuk aku makan sendiri" jawabku menunduk ketakutan. Dena dan Kirana mengeluarkan uang yang ada di dompetnya "Dasar anak miskin sana pergi nih uangnya" sambil melempar uang. Kesombongan dan tidak sopanannya membuat aku jengkel dan meggerutu dalam hati tapi apakah aku bisa melawan mereka yang sangat kejam terhadap orang lain? Tapi pada saat itu aku hanya bisa diam dan menuruti kemauan mereka. Aku memesan pesanan kepada Pak Bejo "Pak bejo aku pesan nasi goreng tiga dan es teh nya tiga ya".
"Oh oke neng sebentar ya tungguin"
Menunggu kurang kebih 20 menitan di Warjo pesanan pun sudah jadi aku mengantarkan ke meja mereka.
Â
"Lama banget sih kita laper nih"
"Iya disuruh gitu aja kok susah sih lambat!"
"Hmm gapapa lah sana pergi kita mau makan kalo ada kamu selera makan nya ilang"
Mereka mengomel seperti itu tidak habisnya aku hanya bisa menunduk saja dan jalan menghadap ke belakang pelan-pelan, mataku berkaca-kaca wajahku merah teramat kesal dengan apa yang di perbuat oleh mereka. Aku yang tidak melihat orang di pinggir alhasil menabrak orangÂ
"Ehh...eh maaf ya aku tidak sengaja" ternyata yang aku tabrak si Gaesang anak dingin atau bisa disebut laki-laki ice boy.
Ya, Gaesang Willian salah satu teman sekolah di Bina Bakti yang sangat baik kepadaku dia mempunyai prestasi yang sangat bagus sangat bertolak belakang dengan ku. Dia menjadi idaman di sekolah nomber satu sih semua siswa ataupun siswi sangat mengaguminya. Bagaikan bintang bersinar di sekolanya , Gaesang juga memiliki wajah yang tampan kulit putih jadi tidak heran dia menjadi top di sekolah Bina Bakti. Walaupun sangat dingin kepada orang lain tetapi dia memiliki hati yang sangat baik.
Aku jalan dengan amat tergesa-gesa perlakuan mereka sangat membekas di hati tetapi aku tidak pernah cerita kepada kedua orang tuaku karena ini akan menambah beban mereka. Mood untuk makan pun jadi tidak ada aku diam di bangku sambil menangis entah sekeliling ku tidak ada yang perduli dengan apa yang aku alami ataupun merasa kasihan, tapi benar mereka tidak acuh kepadaku.