Mohon tunggu...
Fahra khoerunisa
Fahra khoerunisa Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecantikan Abadi

21 Februari 2021   19:09 Diperbarui: 21 Februari 2021   19:34 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Fahra Khoerunisa
Kelas : 12 MIPA 1
Judul : Kecantikan Abadi

NOVEL INSPIRATIF

Pagi hari yang cerah tepat pukul 07.00 matahari menyorot jendela kamarku. Waktunya sekolah sambil membuka jendela agar bisa menghirup udara yang sangat segar. " Verrr cepat bangun siap-siap ke sekolah!! Teriak ibu dari dapur.
"Iya bu ini aku  mau mandi dulu" membawa handuk yang ada di belakang pintu kamar.

Sebenarnya aku sangat malas pergi ke sekolah bukan karena tidak mau belajar ataupun aku menghindari tugas sekolah. Aku hanya tidak nyaman dengan teman-temanku. Saat itu juga aku sudah berangkat dengan menggunakan seragam yang rapih serta bekal makanan dari ibu ku yang sangat bawel. " Assalamualaikum bu " sambil mencium tangan ibu.

Jalanan yang ku tempuh luamayan jauh saat menuju sekolah melewati gedung-gedung yang menjulang tinggi serta angin sejuk dan kencang terdengar di telingaku. Sampailah aku di sekolah dengan menyambut tugas yang akan dikumpulkan.
Masa di sekolah yang menurutku sangat berat yaitu berada di kelas 12 SMA emosi tidak stabil, ingin mecoba hal baru yang diluar batas ke wajaran. Tapi aku merasa kurang beruntung dengan wajahku yang selalu menjadi sorotan para wanita. Setiap aku ingin mendapatkan teman tapi mereka hanya melihat dari fisik? Sedangkan Veronika hanya dipandang sebelah mata dihina dan di bully setiap harinya, yaa bisa di bilang aku ga
Goodlooking!!! Pikirku yang merasa minder.

Maria,Dena dan Kirana mereka penguasa di kelas semua orang takut padanya karena dengan kecantikan mereka bisa menindas semua orang yang berada di kelas, ya termasuk Veronika. Suatu ketika mereka disebut dengan geng MADEKIR hiks cukup cantik namanya. Mereka selalu memandang teman dari fisik, apalagi Maria ketua geng sangat memiliki paras dan penampilan yang sangat menarik.

Ibu dan ayah adalah orang yang sangat sederhana dan bisa di bilang hidup dengan cukup. Meski ayah tidak bekerja dia selalu membantu ibu dengan menjaga toko buah-buahan, ya untuk membantu biaya kehidupan sehari- hari. Ya aku Veronika Guzman anak kedua dari tiga bersaudara kakak ku bernama Melodi dan aku mempunyai adik laki-laki yang tidak pernah akur denganku yaitu Bisma. Rasanya sangat iri dengan wajah keluarga aku bisa di lahirkan jelek beda dengan kedua saudaraku menurut orang lain. Tapi ibu dan ayah selalu bilang kalau aku memliki wajah yang indah. Menutup rasa malu dan di benci orang adalah kelebihan dariku.

Bell berbunyi tepat sekali anak-anak berlarian menuju kelas dan segera duduk di bangkunya masing-masing. Pembelajaran pun berlangsung diawali dengan pelajaran matematika hiks mata pelajaran yang paling aku tidak sukai , selalu menjadi musuh. Guru matematika yaitu Bu Eni paling kiler sih di kelas 11 ini tidak hanya pelajarannya gurunya pun aku sudah takut melihatnya. " Veronika sama Gaesang kedepan kerjakan soal di papan ya! " ucap Bu killer yang membuat jantung ku semakin berdebar. Siap tidak siap bisa tidak bisa aku harus maju kedepan karena Bu Eni pasti akan menghukum kalau tidak mengerjakan sebisanya.

Aku maju dengan muka yang sangat tegang dan kaki gemeteran secara aku paling tidak bisa berhadapan dengan soal matematika. "Veronika ayo maju" ucap Gaesang sambil melewati bangku yang aku duduki. Muka yang bingun saat melihat soalnya beda dengan Gesang yang langsung membawa spidol dan mengerjakan di papan. Dalam hati ku berkata "Verr ayo Ver mikirr!" sambil memegang spidol dan melihat papan. Malunya tidak tertolong karena dilihat oleh semua anak-anak yang berada di ruangan.

Melihat dengan keberanian dan percaya dirinya maju kedepan sudah tidak aneh lagi bagi aku. Secara Gaesang juara olimpiade matematika se provinsi Yogyakarta. " Sttt Gae tolongin aku dong " Sambil suara yang berbisik. " Dihh kerjain aja sebisanya " ucap si lempeng Gaesang. Dadaku makin berdebar Bu Eni semakin dekat dengan papan tulis itu membuatku berkeringat dingin. Dalam hatiku semoga ada keajaiban datang aku bisa mengisi soal yang diberikan Bu Eni, tarikk napas buang napas itu yang kulakukan saat berhadapan dengan papan tulis. Gaesang telah selesai dia dipersilahkan duduk oleh Bu Eni "Oke bagus Gae kamu boleh duduk sekarang"

"Baik ibu" Gaesang menjawab dengan tenang membalikan badan nya dia memberikan pencerahan rumus untuk mengerjakan soal matematika itu. Akhirnya aku bisa mengerjakan walupun hasilnya berbeda sedikit tapi itu membuatku lega.
"Iii..ibu apa begini"suaraku yang amat gemeteran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun