Dari masa ke masa, berita tentang bullying sering muncul dalam topik pemberitaan. Ironinya adalah, peristiwa ini sering terjadi dikalangan sekolah, mulai dari SMP, SMA Universitas bahkan saat ini anak SD pun menjadi sorotan karena ternyata terdapat perilaku bullying yang terjadi disana.
Bullying kerap atau santer terdengar ketika mendekati masa-masa orientasi siswa atau ospek universitas. Perilaku ini terus berlangsung bahkan sampai saat ini pun masih selalu terdengar. Seakan bullying menjadi sebuah budaya yang sudah mengakar dikalangan sekolah khususnya di Indonesia.
Maraknya perilaku ini di Indonesia, memaksa UNESCO menyoroti bagaimana perilaku anak-anak sekolah di Indonesia, dampak dari kasus yang viral akhir ini. Pada akhirnya, lewat pembahasan ini gue sedikit banyak penasaran, apakah bullying itu terjadi sejak lama atau hanya dizaman sekarang? Lalu, kenapa bullying itu terjadi?.
Kata Bullying diperkenalkan pertama kali pada tahun 1973 oleh Olweus, menurut penulis buku Bullying At School ini, menerangkan perilaku ini merupakan bentuk perilaku agresif yang sengaja dilakukan untuk membuat korbannya kesusahan, perilaku ini terjadi berulang-ulang karena ketidak seimbangan dalam hubungan. Â
Selanjutnya bullying atau dikenal dengan perundungan ini didefinisikan yang merupakan perilaku merendahkan, meresahkan, atau menyerang seseorang secara berulang-ulang dan biasanya dilakukan oleh satu atau beberapa individu yang lebih kuat atau berkuasa daripada korban.
Â
Menurut Riauskina, Djuwita dan Soesetio (2005) mendefiniskan bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.Â
Â
Dari sini bisa disimpulkan bahwasannya bullying ini adalah sebuah pola perilaku atau bisa dikatakan sebuah insiden yang dilakukan berkali-kali, bullying biasanya dilakukan oleh anak-anak berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi.
Contohnya anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya. Sekilas hal ini mirip dengan perilaku intimidasi, hanya saja kata bullying ini  diposisikan lebih spesifik kepada anak-anak yang duduk dibangku sekolah atau sedang menempuh pendidikan.