Tidak hanya soal jam karet, sesama orang Indonesia saja kita kerap bertindak rasis. "Dasar orang solo, nggak bisa diajak kerja cepat!" "Tukang nggerundel, kau pasti orang Jawa ya?" Padahal, definisi dari stereotip dalam KBBI sendiri adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka subjektif dan tidak tepat.
Artinya, belum tentu orang yang berasal dari daerah tertentu, memiliki tabiat yang telah di-stereotip-kan orang banyak. Hanya karena orang solo terkenal lemah lembutnya, bukan berarti semua orang solo lambat dalam bekerja. Hanya karena satu kisah gadis materialistis dari suatu daerah, sangatlah tidak bijak bila daerah tersebut distempel dengan gadis-gadis yang mata duitan.Namun sayangnya, terkadang kita tidak dapat menghindar dari paparan stereotip yang merugikan tersebut. tanpa merasa telah berbuat kesalahan, kita bisa saja menjadi sasaran kebencian orang lain.
"aku tidak suka temanmu itu. Dia orang kota A, kan? Pasti dia pelakor. Soalnya, bapakku dulu selingkuh sama orang sana" Â
Sebagai orang timur yang menjunjung tinggi norma kesopanan, biasanya kita akan segan untuk menolak permintaan, ajakan, atau tawaran orang lain. Terlebih bila berkaitan dengan orang terdekat seperti saudara, sahabat, atau rekan kantor. Berkata "ya" ibarat template jawaban yang susah diubah. Meskipun, jawaban tersebut terkadang memberatkan. (hal. 139-142)
Misalnya, ketika kita harus mengerjakan pekerjaan yang mendekati deadline, tetapi tiba-tiba seorang teman mengajak bertemu. Karena tidak enak menolak, maka kita pun mengiyakan, dengan mengambil resiko pekerjaan kita tidak selesai tepat waktu.
Lalu apakah kita akan terus menerus membebani diri dengan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati? Jawabannya tentu saja tidak. Menyenangkan orang lain memang baik, tetapi kita harus belajar berkata "tidak" untuk beberapa waktu yang tidak kita inginkan.
Mungkin berat untuk berkata "tidak". Bisa saja sikap tersebut menutup banyak kesempatan. Namun, terkadang hidup harus mengambil sikap yang tegas untuk dapat menghargai diri sendiri dan membuat kita lebih bahagia bukan?
Selain itu, tidak mampu berkata "tidak" akan membuat kita terlihat lemah, sehingga orang lain senang memanfaatkan kita. Karna itu, kita harus berlatih berkata "tidak". Meskipun mungkin butuh waktu lama, tetapi itu akan membuat kita jauh lebih baik.
Sabrina Ara pun turut menyertakan beberapa tips untuk berlatih berkata "tidak" pada orang yang tidak kita sukai atau untuk hal-hal yang tidak kita inginkan. Yaitu dengan membuang jauh perasaan takut, kenali alasan kita menolak, berikan alasan dengan cara santun, dan katakan tidak sejak awal.
Begitulah, caranya. Menolak tidak selalu buruk, kok. Selain membuat kita lebih Bahagia karena tidak harus berpura-pura setuju untuk melakukan apa yang tidak diinginkan berkata "tidak" juga sebuah usaha untuk menghentikan orang lain yang selalu ber-gantung kepada kita.
Buku ini memiliki beberapa kelebihan dan tidak ditemukan adanya kekurangan yang menonjol. Diantara kelebihan tersebut ialah mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, buku ini juga berisi pembahasan yang masih berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, terakhir, buku ini juga mampu mengubah sudut pandang pembaca dalam melihat dan mengatasi sebuah masalah.