Calon ketiga yang diusung oleh Partai adalah Jaro Ade (Golkar) yang berpasangan dengan Inggrid  dengan dukungan koalisi Partai Golkar, Demokrat, PKS, PAN dan Nasdem.Â
Dengan jumlah komposisi suara 2014 ; Golkar (406,341), Demokrat (164,624), PKS (154,426), PAN (126,917) dan Nasdem (108,901) atau sejumlah suara potensial sejumlah 961,209 suara dengan dukungan 9 kursi (Golkar), 4 (Demokrat), 5 (PKS), 3 kursi (PAN), 3 kursi (Nasdem) atau sejumlah 24 kursi.
Melihat konfigurasi poilitik di atas maka pertarungan sangat sengit akan terjadi pada "DUO ADE" yaitu antara Jaro Ade-Inggrid Kansil dengan modal kursi (24 Kursi) dan jumlah suara pemilih potensial 961,209 bertarung dengan Ade Munawaroh --Iwan Setiawan dengan modal kursi (15 kursi) dan jumlah suara pemilih potensial 756,919.Â
Meskipun dalam kontestasi Pilkada figur calon memiliki pengaruh cukup besar sehingga pergerakan politik bisa sangat dinamis bergantung irama permainan yang dihentakkan oleh masing-masing kandidat beserta tim sukses masing-masing.
Isu Kabupaten Bogor
Seluruh peserta Pemilihan Bupati Bogor tentu telah menyiapkan program serta visi-misi masing-masing, namun hendaknya seluruh calon memperhatikan beberapa isu untuk mendekati pemilih.Â
Pertama, Pada segmen pemilih dari kalangan terdidik maka isu yang saat ini harus diperhatikan adalah isu pemekaran Bogor Timur dan pembangunan di wilayah Kabupaten Bogor.Â
Banyaknya jalan di kabupaten Bogor yang rusak parah serta kemacetan tak henti-hentinya khususnya di wilayah Cileungsi, Gunung putri hingga Jonggol harus menjadi salah satu fokus isu yang dibahas serius serta disiapkan jalan keluarnya, karena wilayah tersebut memiliki basis suara pemilih yang potensial.Â
Kedua, pada segmen pemilih muda / generasi milenial Nampak seluruh kandidat belum memiliki isu dan fokus utama untuk menyasar segmen yang cukup besar ini.Â
Di tengah derasnya arus isu LGBT di tingkat nasional, maka isu perlindungan remaja dari LGBT sangat potensial untuk menggerakkan pemilih milenial dan kalangan wanita untuk bergerak memilih.Â
Ketiga, isu lapangan pekerjaan. Kabupaten Bogor dengan jumlah industri yang cukup tinggi ternyata belum mampu menyerap lapangan kerja yang tinggi, bahkan dua tahun belakangan angka pemutusan hubungan kerja di Kabupaten Bogor cukup tinggi sehingga isu ini harus mampu direspon dengan baik.Â