Mohon tunggu...
Fahlevi Vici Febriyani
Fahlevi Vici Febriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations - Universitas Mercu Buana

Nama : Fahlevi Vici Febriyani NIM : 44223010169 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Meruya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz_Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia_Fahlevi Vici Febriyani

15 Desember 2023   02:54 Diperbarui: 15 Desember 2023   02:54 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva By Fahlevi Vici Febriyani

Dengan kata lain, menurut teori Freud, id (keinginan tak terkendali) dan superego (aturan moral) itu seperti dua hal yang bertentangan. Jika ego (bagian kepribadian yang membuat keputusan) tidak mampu menyeimbangkan keduanya, maka bisa terjadi konflik batin yang berlarut-larut, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan jiwa.

Freud berpendapat bahwa konflik ini selalu ada, karena id selalu ingin memuaskan keinginan tanpa batasnya, sementara superego menerapkan aturan-aturan yang membatasi keinginan tersebut sesuai dengan norma masyarakat. Akibatnya, ego berada di antara tekanan dari tiga sisi: id, realitas, dan superego. Ketegangan berlebihan pada ego dapat menimbulkan kecemasan, yang merupakan tanda bahaya atau ancaman terhadap ego dan perlu diatasi atau dihindari.

Dinamika Kepribadian Menurut Freud 

Freud mengatakan bahwa sifat kepribadian berdasarkan pada perubahan energi, di mana energi bisa berubah dari energi tubuh menjadi energi pikiran, atau sebaliknya. Energi pikiran digunakan saat kita berpikir. Id dan instink-instinknya menghubungkan kedua jenis energi ini.

Dinamika kepribadian berkaitan dengan memuaskan instink, mendistribusikan energi pikiran, dan dampak ketidakmampuan ego mengatasi ketegangan saat berinteraksi dengan dunia luar, yaitu kecemasan.

Naluri manusia, atau instink, adalah kumpulan keinginan. Instink memiliki empat ciri, seperti sumber rangsangan fisik atau kebutuhan, tujuan menghilangkan rangsangan fisik untuk mencapai kesenangan, objek yang bisa memuaskan kebutuhan, dan pendorong yang tergantung pada intensitas kebutuhan.

Freud membagi instink menjadi dua kelompok, yaitu instink hidup yang mendorong perilaku positif, dan instink mati yang mendorong perilaku negatif. Instink hidup dihubungkan dengan libido, energi yang berasal dari bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan, seperti bibir dan organ seks. Sementara instink mati mendorong perilaku destruktif dan bersifat negatif.

Freud meyakini bahwa manusia membawa dorongan untuk mati, berdasarkan prinsip bahwa semua proses kehidupan cenderung kembali kepada dunia yang tidak bernyawa. Dia menghubungkan evolusi manusia dengan perjuangan antara dorongan hidup dan mati, menyimpulkan bahwa manusia bisa bersikap agresif dalam peradaban mereka.

Canva by Fahlevi Vici F
Canva by Fahlevi Vici F

Faktor Munculnya Mekanisme Pertahanan (defence mechanism) 

Freud menyatakan bahwa konflik selalu ada dalam diri kita karena dorongan dari "id" yang selalu menginginkan kepuasan, namun di sisi lain ada aturan dan norma-norma dalam masyarakat yang diwakili oleh "superego" yang membatasi keinginan ini. Sebagai hasilnya, "ego" kita berada dalam tekanan dan kebingungan di antara tiga aspek, yaitu "id", realitas, dan "superego". Ketika tekanan pada ego terlalu besar, hal ini dapat menimbulkan kecemasan sebagai sinyal bahwa ada bahaya atau ancaman yang perlu diatasi atau dihindari.

Untuk mengatasi kecemasan ini, kita seringkali menggunakan mekanisme pertahanan, yang sebagian besar terjadi tanpa disadari, sebagai respons melindungi diri dari emosi yang tidak menyenangkan, seperti rasa bersalah. Dalam konteks ini, mekanisme pertahanan Freudian dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menjelaskan bagaimana kita melindungi diri dari perasaan yang tidak nyaman tersebut. 

Freud mengatakan bahwa mekanisme pertahanan ego merupakan cara yang digunakan oleh individu untuk mencegah agar dorongan-dorongan dari bagian das Es tidak muncul secara terbuka atau untuk menghadapi tekanan dari bagian das Uber Ich terhadap bagian das Ich. Tujuannya adalah agar kecemasan yang dirasakan oleh individu dapat berkurang atau diatasi (Kuntojo, 2015:46 mengutip dari Syawal, H., & Helaluddin, H. (2018). Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego ini sangat kompleks dan memiliki berbagai macam bentuk. Berikut adalah tujuh jenis mekanisme pertahanan ego yang umum ditemui menurut Freud (Koeswara, 2001: 46---48 mengutip dari Syawal, H., & Helaluddin, H. (2018)).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun