Mohon tunggu...
Adesandi Detaq
Adesandi Detaq Mohon Tunggu... Freelancer - laki-laki

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Spiral of Silence" dalam Kasus Intoleransi di Indonesia

7 Januari 2019   18:00 Diperbarui: 6 Juli 2021   10:32 10821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasus intoleransi di Indonesia (unsplash/nick-agus-arya)

Hal ini sejalan dengan asumsi dari teori spiral keheningan yang menyatakan bahwa pendapat pribadi bergantung pada apa yang dipikirkan dan apa yang diharapkan orang lain, atau apa yang orang rasakan atau anggap sebagai pendapat dari orang lain.

Kedua kasus yang sudah dipaparkan didalam tulisan ini akan berbeda implementasi teori spiral keheningan ketika sudah masuk ke dalam lingkungan media sosial. 

Ketika kasus ini sudah masuk didalam media sosial, kaum minoritas yang dianggap takut untuk berbicara justru melawan dan mulai berpendapat di dalam kolom komentar media sosial mereka, ada yang berupa Caption di Instagram mereka atau komentar di Twitter mengenai pandangan mereka mengenai kasus ini. 

Hal ini tentu menjadi menarik ketika kelompok yang dianggap tidak berani bersuara justru mulai menyampaikan pendapat atau pandangan mereka kasus tersebut. Teori spiral keheningan menjadi lebih menarik ketika berada dalam lingkungan media sosial. Pembeda antara kelompok minoritas dan mayoritas semakin sulit ditemukan karena sama -- sama memiliki kesempatan yang sama untuk berkomentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun