Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Geoglyph bentuk Kuda Seluas 160 Hektar di Luwu Timur

7 Februari 2023   22:05 Diperbarui: 9 Februari 2023   19:17 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bidang tanah berbentuk kuda di tepi sungai Ussu, Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Indonesia (dokpri)

Karena Bodhisattva sesungguhnya adalah seorang yang suci. Dikenal memiliki sifat welas asih dan sifat tidak mementingkan diri sendiri dan rela berkorban. Ia mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan makhluk selain dirinya di alam semesta. Ia dapat juga diartikan "calon Buddha".

Sebagai sosok alternatif untuk figur Chakravarti sekaligus Bodhisattva yang dimaksudkan Buddha Sakyamuni dalam nubuatnya, saya mengajukan sosok Ratu Sima yang juga merupakan pemimpin wanita yang hebat Di masa itu. 

Ratu Sima dari kerajaan Holing, oleh para sejarawan dianggap sebagai cikal bakal berdirinya dinasti Sailendra, yang menguasainya Nusantara hingga sebagian wilayah Indocina. 

Penobatan Ratu Sima sebagai raja di kerjaan Holing terekam dalam kronik Cina. Disebutkan bahwa pada tahun 674 M rakyat kerajaan Holing menobatkan seorang perempuan sebagai ratu yaitu ratu Hzi-mo [Sima]. Dalam saat yang sama, di Cina yang berkuasa saat ini adalah Kaisar Gaozong (Dinasty Tang).

Yang menarik karena ada banyak silang pendapat di antara para sejarawan mengenai asal usul Ratu Sima sebagai Ratu kerajaan Holing yang disebut dalam kronik Cina. Karena rupa-rupanya asal muasal Ratu Sima sulit terlacak.

Ada yang menyebutkan Sima adalah putri seorang pendeta di wilayah kerajaan Sriwijaya. Dilahirkan pada tahun 611 M di sekitar wilayah yang disebut banyuasin. Yang ketika beranjak dewasa kemudian menyeberangi laut jawa, melewati pantai utara jepara, hingga menetap di daerah yang dikenal sebagai wilayah Adi Hyang (Leluhur Agung), atau dieng sekarang. Ada juga pendapat lain yang menduga bahwa Ratu Shima berasal dari kerajaan Kalingga di India.

Dalam pandangan saya, hal yang perlu mendapat perhatian khusus terkait kronik Cina tentang Ratu Sima, adalah mengenai Pengangkatan Sima sebagai raja oleh rakyat kerajaan Holing. Ini mesti dipandang sebagai suatu hal yang unik, karena umumnya seorang raja diangkat berdasarkan pewarisan tahta secara turun temurun.

Namun yang menarik karena kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi di kedatuan Luwu dan terekam dalam banyak catatan Lontara. Pada saat itu, yang diangkat pun juga seorang perempuan, dan namanya bisa dikatakan memiliki kesamaan dengan Sima, yaitu simapurusiang (pada hari ini orang-orang di Sulawesi selatan biasanya menyebut datu simpurusiang).

Terlebih lagi dalam catatan Lontara,  Simapurusiang biasa juga disebut sebagai 'DATU CINA', gelar lengkapnya:  Simapurusiang Manurungnge Ri Lompo Datu Cina.

Dalam berbagai catatan lontara, juga dikisahkan bahwa Simpurusiang adalah sosok to manurung yang tidak diketahui asal muasalnya. Sosoknya yang kharismatik serta berilmu Pengetahuan menjadi pilihan alternatif sebagai pemimpin utama bagi sekalian anang (rumpun keluarga, atau bisa juga kerajaan-kerajaan kecil di tana Luwu dan sekitarnya) yang pada akhirnya lelah juga saling berperang.

Situasi pengangkatan Simpurusiang sebagai Datu di Luwu yang dideklarasi para bangsawan yang memimpin masing-masing anang dapat dikatakan sebagai hasil pertimbangan primus inter pares (yang utama dari yang sederajat). Bahwa para bangsawasan tersebut melihat simpurusiang pada dasarnya merupakan bangsawan yang sederajat dengan mereka. Penampilan Simpurusiang yang kharismatik dan berilmu pengetahuan merupakan keunggulan tersendiri yang kemudian pada akhirnya menjadi pertimbangan utama untuk mengangkatnya sebagai pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun