Seluruh bagian bidang tanah berbentuk kuda itu dipetak-petak menjadi lahan tambak atau empang oleh masyarakat setempat. Tapi aliran sungai yang membentuk formasi bentuk kuda tampaknya tidak berubah.Â
Ini terutama disebabkan oleh karena aliran sungai Ussu adalah sungai yang dikeramatkan dalam tradisi Kedatuan Luwu. Di sini ada sumber air suci yang disebut 'wai mami', yang digunakan ketika kedatuan Luwu mengadakan ritual adat di istana.
Sungai Ussu dan sekitarnya yang dipercaya sebagai pusat kedatuan Luwu di masa lalu (sebelum pindah ke Malangke lalu kemudian ke kota Palopo dan masih eksis hingga hari ini), kini di bawah pengawasan masyarakat adat cerekang. Mereka adalah komunitas adat yang sangat berdedikasi menjaga kelestarian wilayah adatnya.Â
Jangankan berpikir untuk merubah arah aliran sungai, menebang pohon pun sangat diawasi di wilayah ini. Di sekitar tahun 1997-2000 misalnya, ketika project OXIS (Proyek Penelitian Asal Usul Masyarakat Kompleks di Sulawesi Selatan ) - penelitian multi-disiplin internasional yang dipimpin oleh David Bulback dan Ian Caldwell - ingin masuk ke kawasan itu untuk melakukan ekskavasi, beberapa spot tertentu tidak dapat mereka akses karena tidak mendapat izin dari masyarakat adat.
Dedikasi tinggi dari masyarakat adat cerekang menjaga kawasan hutan adatnya, diganjar dengan pengakuan dari negara pada tahun 2019. Beritanya bisa dibaca di artikel ini: Pertama di Indonesia, Hutan Adat Cerekang Terima Pengakuan Kearifan Lokal.
Bisa dibayangkan, aliran sungai yang membentuk Geoglyph berbentuk kuda di tepu sungai Ussu tidak berubah dari waktu ke waktu. Terus terjaga seperti itu dalam jangka waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun.Â
Jika manusia yang hidup di sekitarnya "tidak berani" mengubah bentuk aliran sungai maka, aliran airnya yang tenang, dalam artian tidak ber-arus deras (sifat sungai yang dekat muara memang demikian), jelas tidak dapat memberi pengaruh yang signifikan untuk terjadinya berubahan arah aliran sungai.Â
Demikianlah, luasnya  yang lebih dari 160 Hektar menjadikan bidang tanah di tepi sungai Ussu sebagai geoglyph  terbesar di dunia. Sementara itu, figurnya yang  terbentuk dari aliran sungai menjadikannya sebagai geoglyph terunik di dunia.Â
Apa itu Geoglyph?
Geoglyph adalah desain atau motif besar yang dibuat di permukaan tanah. Metode pembuatannya bermacam-macam. Ada yang terbentuk dari susunan batu, goresan atau galian pada tanah, serta ada juga motif geoglyph yang terbentuk dari gundukan tanah.
Geoglyph yang terbentuk dari susunan batu misalnya The Desert kites (layang-layang gurun) yang tersebar beberapa tempat di Timur tengah. Menurut seorang antropolog Prancis Remy Crassard; ada kemungkinan bahwa " layang- layang gurun " di Yordania termasuk yang tertua di dunia.