Dan yang penting pula untuk dicermati adalah bahwa, tampaknya, dari bentuk TA atau TU, orang-orang di masa kuno melahirkan kata SATU. Sementara dari bentuk ASA (dari tradisi Avestan) orang-orang di masa kuno melahirkan kata ESA (yang juga berarti satu).
Ini dengan sendirinya dapat menjadi fakta untuk hipotesis saya bahwa, TU pada kata SATU memang berasal dari entitas TU yang disakralkan orang-orang di masa kuno.
Jadi ketika pemahaman tentang TU atau TA diadopsi oleh orang Avestan dengan mengubah sebutannya menjadi ASA, dari ASA ini pula mereka lalu lahirkan nama atau sebutan untuk angka pertama, yaitu ESA.
SUKU KATA 'TI' PADA KATA 'TIME' BERASAL DARI BENTUK 'TA'
Dalam tata bahasa Inggris, terkait cara penyebutan abjad, kita menemukan fakta bahwa, terkadang O dibaca U, kadang pula dibaca A.
Lalu yang tertulis A, kadang dibaca EI atau E (penghilangan I).
Sementara yang tertulis E, kadang dibaca I.
Saya mengungkap tata bahasa Inggris ini, dengan tujuan men-drive pembaca mengikuti asumsi saya bahwa, bisa jadi, dari bentuk awal TO, seiring berjalannya waktu (mungkin berlangsung selama ribuan tahun) kemudian berubah menjadi TU, lalu dari TU menjadi TA, lalu TE, dan akhirnya menjadi TI.
Jadi, ada kemungkinan bahwa bentuk TU pada kata waktu, seiring berjalannya waktu, berubah menjadi TI pada kata TIME (dalam bahasa Inggris atau Indo-Eropa secara umum).
Dengan menggunakan pertimbangan ini, kita dapat berasumsi bahwa bisa jadi, kata TIME merupakan gabungan dua frase, yaitu: TI dan ME (yang berarti SAYA dalam bahasa Inggris).
Jadi, secara harfiah TI-ME berarti: TI SAYA. Dimana, jika TI kita asumsikan sebutan untuk Tuhan, pemaknaan lengkap untuk kata TI-ME mestinya menjadi: "TUHAN SAYA".
Hasil pemaknaan TIME ini tentu sangat menarik, karena menyatakan bahwa TIME atau WAKTU adalah TUHAN.