Bunyi hadits di atas menggambarkan Yajuj Majuj sebagai suatu golongan yang sangat besar jumlahnya -- yang bahkan kelompok muslim yang di situ ada Isa pun tak mampu melawan mereka.
Jika merujuk pada semua informasi yang telah saya urai di bagian awal -- yang mengambarkan bahwa Yajuj Majuj adalah golongan bangsa nomaden yang mendiami sebagian besar wilayah stepa Eurasia dari mongolia hingga laut hitam (wilayah kaukasus) -- yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa --
maka, mungkin kita dapat membayangkan bahwa "Yajuj Majuj" yang di akhir zaman dihadapi Isa dan kaum muslim, adalah gabungan orang-orang yang menghuni daratan Mongolia dan Cina -- Asia tengah -- hingga daratan Eropa. Jika demikian, ya, tentu saja jumlahnya memang sangat besar.
Saya melihat, ada kemungkinan penyatuan kekuatan besar ini mesti kita lihat sebagai lanjutan dari bagian akhir hadits yang menceritakan tentara Muslim dan tentara Rum -- yang setelah memenangkan pertempuran -- kemudian dikatakan bangsa Rum mengkhianati tentara Islam.
Berikut ini saya berikan penggalan bagian akhir hadits tersebut...
"...Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda salib seraya berkata, 'Salib telah menang'. Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin kepadanya, lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu orang-orang Rum berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu di bawah 80 bendera, dimana tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara."
Jadi, 80 bendara itu, bisa jadi adalah jumlah bendera negara-negara yang bersatu dengan barisan tentara bangsa Rum.
Karena saat ini, menurut catatan kompas (baca di sini "Daftar Negara di Benua Asia dan Ibu Kota, Jumlahnya 48" dan di sini "Daftar Negara Eropa") Jumlah negara di Asia adalah 48 dan jumlah negara di Eropa juga 48. Jika digabungkan, total 96 negara.
Karena jumlah bendera yang disebut dalam hadits adalah 80 maka, ada 16 negara -- entah itu negara di Asia atau Eropa -- yang tidak bergabung dalam aliansi tersebut.
Jadi, ketika di perang pertama disebutkan muslim bergabung dengan bangsa Rum (Rusia sebagia "Roma Ketiga") itu karena hanya dua pihak ini saja yang ingin disebut dalam hadits tersebut.
Namun ketika Bangsa Rum berkhianat, lalu membuat aliansi dengan negara-negara yang berakar pada bangsa Skithia kuno (bangsa nomaden di stepa Eurasia yang merupakan nenek moyang orang Eropa), maka, sebutan Yajuj Majuj (Magog) sebagai leluhur orang Mongol, Asia tengah dan Eropa menjadi penyebutan yang tepat untuk menyatakan aliansi tersebut.