Sexagesimal, juga dikenal sebagai basis 60 atau sexagenary, adalah sistem angka dengan enam puluh sebagai basisnya. Ini berasal dari bangsa Sumeria kuno di milenium ke-3 SM, lalu diturunkan ke Babilonia kuno di milenium ke-2 SM.
Dalam penggunaannya, orang-orang di masa itu menghitung sampai 12 jari mereka hanya dengan satu tangan, dengan ibu jari menunjuk ke setiap tulang jari pada keempat jari secara bergantian. Sistem menghitung secara tradisional seperti ini masih digunakan di banyak wilayah Asia. Kita masih dapat menemukannya digunakan oleh orang muslim ketika menghitung 33 kali bacaan zikir. Â
Dengan satu tangan menghitung berulang kali ke jumlah 12, lalu satu tangan lagi menampilkan jumlah iterasi, maka jumlah 60 dan 144 dapat diperoleh (Lihat gambar di bawah).
Dalam sejarahnya, selain digunakan oleh orang Sumeria dan Babilonia, sistem Sexagesimal juga diketahui digunakan dalam kalender Cina dan juga kalender suku Maya.
Dalam sistem perhitungan hari Suku Maya, dikenal penamaan basic unit seperti: 1 tun yang berarti 360 hari; 1 katun yang berarti 7200 hari, dan 1 baktun yang berarti 144,000 hari. Dan tentu saja, yang paling terkenal mengenai sistem kalender suku Maya adalah mengenai akhir hitungan kalender mereka yang berada di 12 / 12 / 2012 menurut kalender Gregorian. (sumber di sini)
Jejak angka 12 dan 144 dalam tradisi Suci Yahudi dan Kristiani
Mengungkap pertanyaan, mengapa kalender suku Maya berakhir di tanggal 12 Desember 2012, yang secara jelas menyajikan angka 12 sebagai akhir perhitungan mereka, tentu saja membutuhkan pendalaman ekstra, namun setidaknya, persepsi spiritual mereka tentang angka 12, dapat mudah kita temukan kesamaannya di dalam berbagai tradisi suci suku bangsa lain di dunia ini.
Ada banyak sejarawan yang menganggap bahwa angka 12 adalah angka yang sangat penting dalam tradisi Yahudi dan Kristiani di masa-masa awal Seperti, 12 suku Israel, 12 pengikut Yesus. Bahkan ini sampai pada tradisi Islam Syiah tentang 12 imam.
Menurut Scot McKnight (seorang sarjana Perjanjian Baru Amerika, sejarawan Kristen awal, teolog, dan penulis yang telah banyak menulis tentang sejarah Yesus), Mengenai pemilihan angka 12 oleh Yesus sebagai jumlah pengikutnya, ada banyak sarjana yang menganggap hal itu didasari oleh niat ke sesuatu hal yang mendasar, walau demikian hingga kini faktor yang membentuk niat tersebut, belum dapat disimpulkan secara meyakinkan.