Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Asal-Usul Nama "Jawa" Menurut Konsep Lokapala (Penjaga Mata Angin)

15 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 15 Juli 2020   08:10 3773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil identifikasi nama "Seth" menurut aksara Hanzi (dokpri)

Jadi, ketika Wangsa Surya atau Bangsa Matahari melakukan migrasi atau penyebaran ke barat untuk membawa peradaban, itu memang didasari oleh semangat spiritualitas yang mereka usung sebagai bangsa yang pertama mendapatkan pencerahan, dan mereka percaya mengemban tanggung jawab untuk menyebarkan pencerahan tersebut ke barat seperti arah gerak matahari.

Fakta bahwa Wilayah pagi sebagai wilayah awal terbitnya matahari, pada dasarnya sangat terkait dan bisa dikatakan merupakan etimologi dari kata "Timur".

Kuat dugaan saya jika kata "Timur" atau "Timor" atau "Temor" sesungguhnya berasal dari kata "Mori" yang berarti: Pagi. Suku kata "ti" atau "te" di depan kata "ti (te) - mor" pada dasarnya sama dengan bentuk "the" dalam bahasa Inggris, atau "de" dalam bahasa Belanda, yang fungsinya digunakan untuk merujuk pada seseorang, tempat, atau hal yang unik.

"Te-luk" adalah kata dalam bahasa Indonesia yang juga menggunakan atribut "te" seperti yang terdapat pada kata "Te-mor".

Kita ketahui, kata "teluk" dalam bahasa Indonesia hari ini didefinisikan sebagai: bagian laut yang menjorok ke darat - atau dapat pula dideskripsikan sebagai lengkungan atau cekungan yang terbentuk diantara sisi daratan dan lautan. Kata lengkung atau cekung ini bentuk sinonimnya adalah "luk".

kata "Luk" adalah kata yang sudah sangat kuno. Pada hari ini penerapan kata "luk" umumnya hanya dapat kita temukan ketika menyebut lengkungan pada keris. Demikianlah, kata "teluk" berasal dari kata dasar "luk" yang mendapat bentuk "te" atau "the" atau "de" di depannya.

Kita lanjut...

Kata "mori" yang berarti "pagi" adalah kata yang sudah sangat kuno. hadir di masa-masa awal peradaban manusia di muka bumi.

Makna "mori" yang berarti "pagi" dapat kita temukan jejaknya pada kata "Murai" yang  artinya adalah burung yang berkicau pagi hari, atau pun pada ucapan "Mrena" yang merupakan ucapan selamat pagi dalam bahasa orang Maori (penduduk asli Selandia Baru).

Bahkan, kata "morning" dalam bahasa Inggris bisa dikatakan berasal dari bentuk "mori" ini. Dalam situs merriam-webster.com dijelaskan bahwa bentuk dasar kata "morning" adalah: "morn" yang mendapat suffix -ing.

Melalui metode pencermatan morfologi Bahasa dengan menggunakan pendekatan fonetik altikulatoris, kita dapat melihat bahwa variasi bentuk yang dapat muncul dari morfologi kata "Mori" adalah: poni - poli - pori - podi - poti - boni - boli - bori - bodi - boti - woni - woli - wori - wodi - woti - moni - moli - mori - modi - moti. (Metode pendekatan fonetik altikulatoris telah saya ulas dalam tulisan lain. di artikel "Formula Kunci Mengurai Sejarah" dan juga di artikel Genetik Aksara Nusantara, Formula Kunci Mengurai Sejarah)

Salah satu variasi tersebut adalah "poni" yang merupakan bentuk dasar dari nama bangsa Phonecia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun