Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Asal-Usul Nama "Jawa" Menurut Konsep Lokapala (Penjaga Mata Angin)

15 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 15 Juli 2020   08:10 3773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil identifikasi nama "Seth" menurut aksara Hanzi (dokpri)

Dengan demikian, variasi perubahan fonetis yang dapat terjadi pada kata 'yama' antara lain: 

yama, jama, cama, sama

yaba, jaba, caba, saba

yawa, jawa, cawa, sawa

yapa, japa, capa, sapa

Diantara variasi di atas dapat kita lihat terdapat kata 'saba' dan 'jawa'.

Dari hal ini, dapat kita simpulkan jika nama 'jawa' nampaknya berasal dari nama Dewa Yama. Status Dewa Yama sebagai penguasa selat-an, sejalan dengan kenyataan bahwa arti nama sunda di masa kuno sebenarnya adalah "selat". Sementara itu, kita ketahui pulau Jawa juga disebut "sunda besar".

Salah satu bentuk variasi lain dari 'yama' yang perlu mendapat perhatian adalah 'jama'. 

Saya melihat ada kemungkinan jika bentuk 'jama' adalah bentuk anagram dan terkait erat dengan bentuk kata 'maja'. Ini bisa jadi jawaban mengapa ada banyak toponim di pulau Jawa yang menggunakan kata 'maja'. Seperti: Majalengka, Majalaya, Mojokuto, Mojokerto, dan banyak lagi. 

Toponim Mojokuto dan Mojokerto yang secara harfiah bermakna "kota maja", tentunya menggelitik pemikiran kita untuk berasumsi bahwa bisa jadi wilayah di pulau Jawa yag bertoponim demikian, di masa yang sangat kuno mungkin merupakan tempat Yama atau Sam bertahta. 

Adanya tokoh Yamadipati dalam pewayangan Jawa tentunya sejalan atau katakanlah mendukung asumsi tersebut. Kata 'Dipati' dapat berarti "penguasa", Jadi Yamadipati kurang lebih berarti: Penguasa Yama.

Aspek lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah nama Yama yang berarti "kembar" dalam sanskerta, bisa dikatakan sinonim dengan makna kata 'sama' yang dalam bahasa Indonesia berarti "serupa". 

Yang jika kita tinjau dalam bahasa daerah di Nusantara, kata "sama" disebut "padha" dalam bahasa Jawa juga bahasa Tae yang digunakan orang Sulawesi Selatan.

Yang menarik karena kata "padha" terdapat dalam konsep mitologi Jawa yang menyebutkan bahwa ada 3 dunia, yaitu: Mayapada (dunia para dewa atau surga), Madyapada (dunia manusia atau bumi), Arcapada (dunia bawah atau neraka). 

Makna Arcapada sebagai dunia bawah atau neraka tentunya sejalan dengan status Yama sebagai penguasa dunia bawah, alam kematian, atau Neraka dalam konsep Lokapala. 

demikianlah, uraian makna kata "Yama, Sama, dan Padha" di atas, jelas menunjukan adanya terkaitan satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun