Yang menarik karena Atisa diketahui pernah datang ke Sriwijaya dan tinggal di sana selama 12 tahun untuk belajar. Di sana ia berguru pada Dharmakirtisri juga dikenal sebagai Kulanta dan Suvarnadvipi Dharmakirti, yang dianggap sebagai guru paling penting atau guru kunci Atisa. Namanya mengacu pada wilayah yang ia tinggali, yaitu Suvarnadvipa atau Sumatera hari ini.
Kalacakra menubuatkan bahwa ketika kehidupan dunia memburuk akibat jatuh dalam perang dan keserakahan, dan semuanya hilang, raja Kalki ke-25 Maitreya akan muncul dari Shambhala, dengan pasukan besar untuk menaklukkan "Pasukan Gelap" dan mengantarkan Zaman Emas di seluruh dunia.
Perkembangan konsep Shambala
Pada masa sekarang gagasan Shambhala dikatakan memiliki makna luar, dalam, dan alternatif. Makna luar memahami Shambhala eksis sebagai tempat fisik, meskipun hanya individu-individu dengan karma yang sesuai yang dapat mencapainya.Â
Makna batin dan alternatif merujuk pada pemahaman yang lebih halus tentang apa yang Shambhala wakili dalam hal tubuh dan pikiran seseorang.
Jika tujuan pencapain "makna batin" tersebut merujuk pada makna sebutan Shambala dalam bahasa Tibet yaitu "bde byung" (bunyi penyebutan: 'De-jung') yang berarti "Sumber kebahagiaan," maka hal tersebut kiranya telah sesuai dengan apa yang telah saya urai pada tulisan sebelumnya (Petunjuk Menemukan Tanah Suci "Shambala"), terkait "lati-mojong " yang dapat dimaknai sebagai  "kelupaan yang membahagiakan".Â
Identifikasi Pegunungan Latimojong sebagai letak tersembunyi Shambala
Teks Zhang Zhung kuno mengidentifikasi Shambhala dengan Lembah Sutlej di Punjab atau Himachal Pradesh, India. Sementara itu, Orang Mongolia mengidentifikasi Shambhala dengan lembah-lembah tertentu di Siberia selatan.Â
Dalam cerita rakyat Altai, Gunung Belukha diyakini sebagai pintu gerbang ke Shambhala. Para sarjana Buddhis modern tampaknya menyimpulkan bahwa Shambhala terletak di daerah yang lebih tinggi di Himalaya dalam apa yang sekarang disebut Pegunungan Dhauladhar di sekitar Mcleodganj.Â
Beberapa legenda mengatakan bahwa pintu masuk ke Shambhala tersembunyi di dalam biara terpencil yang ditinggalkan di Tibet, dan dijaga oleh makhluk yang dikenal sebagai Wali Shambhala.
Demikianlah, semua informasi tentang Shambala pada umumnya dapat dikatakan menggambarkan bahwa letak Shambala berada di dalam tanah, dan dengan sendirinya ini berbicara tentang keberadaan gua sebagai pintu masuk.
Yang menarik karena sebenarnya, pegunungan Latimojong bukan saja memiliki keterkaitan dengan Shambala dalam hal tinjauan filologi ataupun makna filosofis. Beberapa toponim di pegunungan Latimojong juga secara menunjukkan makna gua.Â