Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Ghazwa Hind" dalam Nubuat Perang Akhir Zaman

8 Mei 2020   11:05 Diperbarui: 8 Mei 2020   11:09 4582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.pinterest.ru)   

Adapun mengenai Bani Qanthura yang dalam hadis yang diriwayatkan HR. Abu Dawud datang menyerang basrah, dapat diduga merupakan etnis lokal di wilayah itu.

Sebagaimana yang telah saya ulas dalam tulisan sebelumnya (Temuan Jejak Migrasi Nabi Ibrahim 4200-an Tahun Lalu), Orang Dimasa (juga disebut Dimasa-Kachari) sebagai komunitas etnis asli dan dianggap sebagai penghuni tertua yang mendiami negara bagian Assam dan Naga land di India timur laut, telah saya identifikasi sebagai keturunan langsung dari Nabi Ibrahim dan istrinya Hajar (dengan nama lain Keturah).

Telah juga saya ungkap dalam tulisan tersebut jika etnis Dimasa memiliki keunikan karena mereka melacak klan mereka menurut dua garis, yaitu, patriclan (klan dari garis keturunan bapak) dan matriclan (klan dari garis keturunan ibu). 

Bahkan, sebutan nama 'Dimasa' atau pun 'Kachari' yang secara signifikan lebih merujuk pada garis ibu, cukup jelas menunjukkan jika pada masa lalu (dan mungkin hingga kini) etnis ini didominasi oleh pengaruh kuat dari garis ibu. Karena itu, cukup sejalan jika dalam hadis Nabi mereka lebih disebut sebagai Bani Qanthura (Keturah).

Demikianlah, disebutnya Bani Qanthura sebagai kaum yang akan datang menyerang kawasan pemukiman tempat umat hijrah di akhir zaman, telah lebih jauh menguatkan hipotesa sebelumnya bahwa kawasan Assam memang adalah Ash-Sham (tempat hijrah akhir zaman) yang sesungguhnya.

Penyerangan tersebut dapat diduga "mungkin" merupakan akibat gesekan sosial yang timbul antara penduduk asli (etnis Dimasi dan lainnya) dengan para pendatang (kaum yang hijrah memenuhi petunjuk Nabi).

Demikian pula 'Ghazwa Hind' (pertempuran menghadapi India) juga besar kemungkinan merupakan ekses dari gejolak ego pribumi terhadap para pendatang yang menduduki wilayah mereka.

Inilah skenario yang saya pikir sejauh ini bisa menjelaskan mengapa dalam hadis Nabi Muhammad ada disebutkan perang menghadapi Bani Qanthura dan perang suci menghadapi India (Ghazwa Hind).

Dan nampaknya, skenario ini dapat pula menjelaskan hadist paling terkenal berikut ini:

Rasulullah SAW bersabda, "Akan berperang tiga orang di sisi pembendaharaanmu (red: Ka'bah). Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian terbit panji-panji hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu." 

Kemudian beliau SAW menyebutkan sesuatu yang tidak aku hafal, lalu bersabda, "Maka jika kamu melihatnya, berbai'atlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah al-Mahdi.". [Keterangan Hadits: Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Fitan Bab Khuruj al-Mahdi 2:1467: Mustadrak al-Hakim 4:463-464]

Dari wilayah inilah (Assam) bergerak pasukan dengan panji-panji hitam, karena itu mereka disebut terbit atau berasal dari timur.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun