Dalam bahasa Arab 'Ghazwa' menyiratkan tentang suatu perang yang dipandu atau didasari oleh keyakinan, bukan bertujuan mendapatkan keuntungan materialistis atau penguasaan teritorial. Sehingga 'Ghazwa Hind' dapat dimaknai sebagai perang suci menghadapi India.
Ungkapan 'Ghazwa Hind' merujuk pada beberapa hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Sunan an-Nasa'i. Antara lain:
Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah mengatakan: "Utusan Allah berjanji bahwa kita akan menyerang India. Jika aku hidup (cukup lama) untuk melihatnya, maka aku akan mengorbankan diriku dan kekayaanku. Jika aku terbunuh, maka aku termasuk ke dalam golongan syahid, dan jika aku selamat, maka aku akan menjadi Abu Hurairah Al-Muharrar ((yang terbebas dari Api Neraka)." [Sunan an-Nasa'i 3174, derajat Sahih]
Diriwayatkan bahwa Thawban, budak yang dibebaskan dari Rasulullah , berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda: 'Ada dua golongan dari umatku yang Allah akan bebas dari api: yaitu golongan yang akan menyerang India, dan golongan yang akan bersama Isa bin Maryam, AS." [Sunan an-Nasa'i 3175, derajat Hasan (Darussalam)]
Hadis ini oleh banyak kalangan dipandang cenderung telah menjadi bahan propaganda dalam peperangan Pakistan melawan India. Seperti yang terlihat dalam situs web Pakistan 'ParhLo' : "...the prophecy of Ghazwa-e-Hind, made by Prophet Muhammad (Peace Be Upon Him) is somehow linked to the rifts between Pakistan and India."Â
Husain Haqqani, wartawan, akademisi, dan mantan duta besar Pakistan untuk Sri Lanka dan Amerika Serikat, mengatakan dalam tulisannya yang berjudul "Prophecy & the Jihad in the Indian Subcontinent" bahwa :Â
Sama seperti "Nubuat Khurasan" yang menjadi populer selama perang di Afghanistan, nubuat Ghazwa Hind pun menjadi pokok wacana Islam setelah peluncuran jihad di bagian-bagian Kashmir yang dikuasai India pada tahun 1989. Sepanjang 1990-an, media resmi Pakistan juga mendorong diskusi tentang Hadits Ghazwa Hind untuk memotivasi para jihadis.Â
Dalam tulisan tersebut Husain Haqqani juga menyitir ucapan salah satu pendiri Lashkar-e-Taiba, Hafiz Muhammad Saeed, yang menurutnya telah berulang kali menyatakan bahwa: "[jika] kebebasan tidak diberikan kepada orang-orang Kashmir, maka kami akan menduduki seluruh India termasuk Kashmir. Kami akan meluncurkan Ghazwa-e-Hind. Pekerjaan rumah kami adalah menuntaskan upaya untuk mendapatkan Kashmir."
propagandis Pakistan lainnya, Zaid Hamid, yang "The Muslim 500" pernah memasukkanya sebagai  salah satu muslim paling berpengaruh di dunia, juga telah berulang kali menyuarakan Ghazwa-e-Hind sebagai pertempuran melawan India yang dipimpin oleh Muslim Pakistan. Menurut Hamid, "Allah telah menakdirkan rakyat Pakistan" dengan kemenangan dan "Allah adalah bantuan dan penolong Pakistan."
Maulana Dr. Waris Mazhari, cendikiawan muslim India lulusan Dar ul-Uloom Deoband, dan Ph.D dalam Studi Islam dari Jamia Millia Islamia, mengatakan dalam tulisannya "Countering Pakistani terrorists' anti-India propaganda" (25 Januari 2009):
Pertikaian antara India dan Pakistan mengenai Kashmir telah berlangsung lebih dari setengah abad. Rintangan utama dalam penyelesaian konflik ini adalah para jihadis "gadungan" yang berpusat di Pakistan, yang bersikeras bahwa konflik atas Kashmir adalah jihad Islam dan, oleh karena itu, perang adalah satu-satunya solusi.
Mereka mengklaim bahwa partisipasi dalam apa yang disebut jihad ini telah menjadi farz-e ayn (Fard al-Ayn), kewajiban yang mengikat semua Muslim, dan beberapa dari mereka, yang paling menonjol Lashkar-e Tayyeba yang ditakuti, bahkan melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa perang di Kashmir tidak lain adalah ghazwat ul-hind , perang 'terhadap India' yang disebutkan dalam nubuat yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad.Â
Dengan ini mereka ingin menyarankan bahwa berperang melawan India adalah kewajiban Islam, sesuatu yang dinubuatkan oleh Nabi Muhammad sendiri.
Menurut Dr. Waris Mazhari, ghazwat ul-hind telah dijadikan isu propaganda kaum jihadis dalam konflik Kashmir untuk menjebak orang-orang masuk ke dalam jaringan mereka, dengan mengklaim bahwa jika mereka mati melawan orang India di Kashmir, mereka akan diselamatkan di neraka dan akan mendapat tempat di surga.Â
Tampaknya para jihadis bergaya Pakistan, telah membuat hadis tentang ghazwat ul-hind menjadi mainan di tangan mereka untuk menjebak orang-orang yang tidak bersalah.Â
"Meskipun salah, klaim ini terus diulang-ulang secara teratur dan terus-menerus, sebagaimana terbukti dalam sejumlah situs web dan majalah Pakistan," kata Mazhari.