Hikmah yang perlu dipahami dari fakta ini, adalah bahwa seorang tokoh besar setingkat seorang nabi adalah wajar memiliki banyak nama. Yang mana nama-nama tersebut merepresentasi rekaman aspek khusus atau nilai-nilai esensial yang melekat pada takdir tokoh atau nabi tersebut.
Jadi, misalnya, ketika Imam Mahdi dalam literatur Buddhis disebut dengan nama 'Maitreya' yang berasal dari kata sanskerta 'mitra' yang artinya: teman, sahabat, atau kawan, maka, bisa jadi hal itu mengisyaratkan bahwa di masa depan nanti, aspek watak atau pribadi seorang Mahdi mungkin lebih senang dengan panggilan akrab 'kawan' dari pada 'imam' - yang berarti bisa jadi doi basic-nya adalah seorang anak gaul.Â
...hmm, let's see later...
Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.Â
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 16 April 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H